By Angga Rio
HIDUP DALAM VISI
Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik,
yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Ia mau, supaya kita hidup di
dalamnya.
EFESUS 2:10
I. Seberapa
pentingkah VISI? – BERSIAP-SIAP UNTUK VISI
I.1
Kita Ada Bukan Karena Kebetulan
Jauh sebelum kita ada dalam benak orang
tua kita, kita sudah ada dalam pikiran Allah. Kita hidup karena Allah
ingin menciptakan kita, Allah ingin menggenapi tujuanNya bagi kita.
Sebab
segala sesuatu adalah dari DIA, dan oleh DIA, dan kepada DIA; Bagi DIAlah
kemuliaan sampai selama-lamanya!. (ROMA 11:36) Tujuan utama alam
semesta adalah menunjukkan kemuliaan Allah. Itulah alasan bagi segala
sesuatu yang ada, termasuk kita. Lalu bagaimana kita bisa mendatangkan
kemuliaan bagi Allah? Yesus berkata kepada Bapa, ”Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya” (YOHANES 17:4). Yesus
menghormati Allah dengan cara memenuhi tujuan-Nya di bumi. Kita
menghormati Allah dengan cara yang sama. Bila sesuatu di dalam ciptaaan
memenuhi tujuannya, hal tersebut mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Jadi
artinya memuliakan Allah mencakup usaha untuk menemukan gambar atau VISINya
tentang apa yang bisa dan seharusnya terjadi atas hidup kita. Memuliakan
Allah berarti menemukan apa yang kita dapat dan seharusnya capai.
Efesus
2 :10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya. Kita adalah produk dari visi Allah dan
Allah telah memutuskan apa yang bisa dan seharusnya terjadi dalam hidup kita.
Oleh karena itu keharusan buat kita untuk menemukan dan berpartisipasi dalam VISI
dari Allah untuk hidup kita.
I.
2. Gairah
VISI menimbulkan emosi. Hal
yang membuat mimpi siang hari sangat nikmat adalah emosi yang menunggangi
imajinasi mata pikiran kita. Sebuah VISI yang jelas dan terfokus
sesungguhnya memungkinkan kita untuk terlebih dahulu mengalami emosi-emosi yang
terkait dengan masa depan yang kita harapkan. Emosi-emosi ini berperan
untuk memperkuat komitmen kita kepada VISI tersebut. Emosi-emosi ini
memberikan sedikit gambaran tentang hal-hal yang akan terjadi. Oleh karena
itu tugas-tugas yang paling tidak hidup, tidak berarti, atau rutin sekalipun
bisa ”terasa” enak ketika dikaitkan dengan sebuah VISI. VISI selalu
disertai dengan emosi yang kuat. Dan semakin jelas VISI, semakin kuat
emosi yang ditimbulkannya.
I.
3. Motivasi
VISI memberikan motivasi ketika
rutinitas mulai menjadi persoalan. Hal-hal kecil, tugas-tugas dan rutinitas
hidup menjadi sarana yang berarti untuk sebuah tujuan akhir
direncanakan. Orang-orang yang didorong oleh VISI adalah orang-orang yang
termotivasi. Sebagai contoh, VISI adalah bagian yang besar dari kita untuk
menyelesaikan pendidikan universitas. Kurangnya VISI adalah alasan mengapa
banyak orang tidak menyelesaikan studinya. Pikirkan tentang semua yang
tampaknya jam-jam yang sia-sia untuk belajar dan hadir di kelas. Sekalipun
kemudian kita mengetahui bahwa banyak dari yang kita hafalkan untuk ujian
adalah membuang-buang waktu dan usaha. Tetapi kita bersedia
melakukannya. Mengapa? Karena apa yang bisa terjadi. Sebuah
gelar. Dan melampaui gelar tersebut adalah sebuah karir. Dan kita
menempuh semua itu – dimotivasi oleh pikiran-pikiran tentang wisuda dan
hasil-hasil yang akan diberikannya. Inilah kekuatan VISI.
I.
4. Arah
Keuntungan yang paling praktis dari VISI
adalah bahwa VISI itu memberikan arah bagi hidup kita. VISI berfungsi
sebagai peta perjalanan. Dengan cara ini, VISI menyederhanakan pengambilan
keputusan. VISI akan menolong kita membuat prioritas atas nilai-nilai
kita. Sebuah VISI yang jelas memiliki kemampuan untuk menunjukkan apa yang
paling penting dari jadwal dan pola hidup kita. Sebuah VISI yang jelas
memudahkan kita untuk menyingkirkan dari hidup kita hal-hal yang menghalangi
kita dalam mencapai apa yang penting. VISI memberikan kekuatan kepada kita
untuk bergerak dengan tujuan pasti dan pada arah yang telah
ditetapkan. Orang yang tidak memiliki VISI yang jelas akan mudah
dibelokkan. Mereka memiliki kecenderungan untuk beralih dari aktivitas,
kesenangan, atau hubungan yang satu ke yang lain. Tanpa VISI, tidak ada
pedoman yang berkaitan dengan aspek hubungan, keuangan atau
moral. Akibatnya, mereka sering membuat keputusan-keputusan yang bodoh. Keputusan-keputusan
yang merampas mereka dari impian mereka.
I.
5. Tujuan
VISI diterjemahkan ke
tujuan. Sebuah visi memberi kita sebuah alasan untuk bangun pagi. Jika
kita tidak muncul, sesuatu yang penting tidak akan terselesaikan. Sebuah VISI
menjadikan kita sebagai penghubung yang penting antara kenyataan yang ada saat
ini dan yang akan datang. Dan tujuan mengandung momentum untuk
menggerakkan kita melalui berbagai hambatan, yang jika tanpa adanya tujuan akan
menghambat dan menyandung kita. Rangkaian VISI kita bersifat unik untuk
kita. Tidak ada seorang pun yang akan memiliki kegairahan yang sama dengan
kegairahan khusus kita atas apa yang terjadi. Orang lain mungkin bisa
bekerja dengan kita pada bidang-bidang di mana VISI yang kita miliki sama dengan
VISI mereka, tetapi VISI kita adalah unik bagi kita. Keunikan ini
memberikan tujuan bagi hidup kita. Kita memiliki sebuah alasan untuk
bangkit dan tampil.
Persiapan
adalah bagian yang penting dari VISI. Alasannya terdapat dalam inti dari VISI
itu sendiri. VISI bukan hanya suatu tujuan; VISI adalah suatu perjalanan. VISI
bukanlah suatu produk; VISI adalah suatu proses. VISI bukanlah sekedar garis
akhir; VISI adalah perlombaan itu seluruhnya. VISi adalah gambaran dari apa
yang Allah ingin lakukan dan proses pencarian yang berkelanjutan terus-menerus
akan apa yang sedang dan ingin Allah lakukan. Jika VISI adalah gambaran dari
apa yang Allah inginkan, langkah-langkah apa yang harus dipersiapkan?
4 (empat) Langkah bersiap-siap untuk
VISI:
I. Mengumpulkan Informasi
NEHEMIA
1:1-3, Nehemia menanyai mereka yang mempunyai pengalaman langsung tentang
kondisi di Yerusalem. Dia mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dapat
diperoleh. Dia mempelajari keadaannya. Nehemia melakukan hal ini karena Nehemia
memahami prinsip yang penting bahwa, VISI dapat diperoleh paling baik dari
pengetahuan yang cermat.
2. Melahirkan VISI dalam hati
Selama kita merasa puas dengan
keadaan yang ada, kita tidak akan pernah menemukan VISI. VISI lahir dari sebuah
keadaan yang menuntut kita untuk berubah.
3.
Berpuasa dan berdoa
Mengapa kita
perlu berpuasa dan berdoa? Dan bagaimana hubungannya dengan VISI? Biasanya VISI
muncul dari pencarian yang sungguh-sungguh akan tuntunan Allah. Sungguh sangat
mengherankan betapa sering kita mengaku bahwa kita benar-benar mencari kehendak
dari tujuan Allah, sementara kita menghabiskan jauh lebih banyak waktu untuk
mempelajari apa yang berhasil dilakukan oleh orang lain. VISI hanya diberikan
kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari kehendak Allah.
Doa akan sangat menentukan bagi
perkembangan visi, hal ini didasarkan karena kita melihat apa yang sedang kita
cari tetapi kita sering tidak tahu apa yang tidak kita harapkan. Doa
membuat kita terus melihat. Doa membuat beban kita selalu segar. Doa membuat
mata dan hati kita berada apda kondisi berharap. Doa tidak memaksa tangan
Allah, tetapi membuat kita tetap menantikan campur tangan-Nya. Doa membuat
kita peka dengan perubahan-perubahan yang tak terlihat di permukaan situasi
kita. Doa hampir memastikan kita untuk tidak kehilangan
kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah kepada kita.
Nehemia
berdoa
Nehemia berdoa untuk dua hak
sehubungan dengan visinya, yakni untuk sebuah kesempatan (Neh 1:11) dan untuk
kemurahan. Nehemia menginginkan sebuah kesempatan untuk membagikan visinya
dengan raja. Ia tahu bahwa campur tangan Allah diperlukan agar melalui
kesempatan ini visi itu terungkap dengan sendirinya. Maka ia berdoa agar
Allah menganugerahkan kepadanya “keberhasilan” yakni keberhasilan dalam
mengungkapkan visinya kepada orang yang berdiri di antara dia dan VISInya,
yakni Raja Artahsasta. Berulang-ulang Nehemia menghadap Raja Artahsasta
untuk melakukan tugasnya dan tidak pernah diberi kesempatan untuk membicarakan
tanah airnya. Tetapi Nehemia terus berdoa.
Di samping itu, Nehemia juga berdoa
untuk kemurahan. Nehemia berdoa agar Tuhan membuat Raja Artahsasta
berminat dan mendukung VISInya. Raja dikenal bukan sebagai orang yang suka
berbelas kasihan. Dalam kenyataannya, ketika Nehemia akhirnya mendapat kesempatan
untuk berbicara kepada raja, ia mengatakan ”sangat takut” (NEHEMIA
2:2). Kecuali Allah campur tangan dalam hati raja, tidak ada cara di dunia
yang dapat membuat ia merasa simpati terhadap Israel. Bagaimanapun
pendahulunya adalah mereka yang menghancurkan kota itu menjadi
puing-puing. Maka Nehemia berdoa untuk belas kasihan dan
kemurahan. Ia meminta Allah untuk mengarahkan hati raja ke
arah-Nya. Dan Ia melakukannya. Raja Artahsasta menjadi pemain utama
dalam pembangunan kembali tembok itu.
4.
Menantikan VISI
Sedikit dari kita yang mau menanti.
Namun menanti adalah bagian penting dalam persiapan sebuah VISI, dan VISI
biasanya diberikan kepada mereka yang dengan sabar menanti-nantikannya. (YESAYA
40:31)
II.
Bagaimana mendapatkan VISI pribadi? – MENULISKAN/ MENETAPKAN VISI
II.
1. Visi Bersifat Pribadi yang akan Menghubungkan Kita Langsung dengan Pencipta
Kita adalah rekan kerja Tuhan di
dunia. Hanya berdasarkan pemikiran ini, semakin terang keyakinan bahwa kita
berhadapan langsung dengan Tuhan dan semakin terang pula keyakinan bahwa
kehidupan kita dipersiapkan secara khusus untuk suatu tujuan dan fungsi
tertentu dalam sejarah kehidupan manusia, sehingga dapat diyakini bahwa VISI
itu bersifat pribadi dan hal ini menghubungkan langsung dengan Pencipta kita.
Kita coba bayangkan hal tersebut
melalui visualisasi yang lain. Misalnya kita baru saja berhasil melewati
suatu sesi rekruitmen dan terpilih untuk menempati posisi manajemen di sebuah
perusahaan. Pada hari pertama masuk, kita menghadap direktur perusahaan
dan berdiskusi dengannya. Dalam diskusi tersebut, sang direktur menyatakan
harapan, tujuan, dan sasaran-sasaran yang diinginkannya dari pekerjaan
kita. Kemudian kita dan direktur tersebut terlibat diskusi yang mendalam
mengenai hal tersebut. Hasilnya adalah ditetapkannya sasaran-sasaran
kinerja kita. Dalam hal ini, kita dan direktur tersebut tentu tidak asing
dengan pengalaman dan kemampuan kita. Dari sisi direktur, dia bisa tahu
gambaran kemampuan dan prestasi kita selama proses seleksi. Dan bagi kita
sendiri, hal tersebut tentu bukanlah sesuatu yang asing sama
sekali. Dengan kondisi inilah, sasaran-sasaran kinerja kita dibuat secara
realistis dan disertai harapan yang besar akan tercapainya sasaran-sasaran
tersebut. Untuk waktu-waktu berikutnya, kita dan direktur tersebut akan
bertemu secara rutin untuk melihat pencapaian sasaran kita dan melakukan
evaluasi yang diperlukan. Jadi sekarang, sasaran-sasaran dan kinerja kita
adalah urusan kita dengan direktur kita, bukan orang lain. Kita tidak akan
diwakili oleh siapa pun untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan kita. Direktur
kita pun tidak akan membicarakan sasaran-sasaran kita kepada orang lain, hanya
antara kita dan direktur kita.
Gambaran di atas cukup bisa
menggambarkan hubungan ”pribadi ke pribadi” dengan Tuhan terkait dengan VISI
kita. Secara pribadi lewat perenungan dan doa, kita bisa berdiskusi
langsung dengan-Nya, mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi VISI hidup kita
dan bagaimana cara yang Tuhan inginkan untuk kita mencapai VISI tersebut.
Jika Allah sendiri yang mulai
melukis suatu gambaran tentang apa yang dapat dan seharusnya tertuang pada
kanvas hati kita, seiring dengan berjalannya waktu kita akan mulai merasa bahwa
jika tidak menjalankannya kita akan merasakannya sebagai ketidaktaatan. Visi
kita akan mulai terasa seperti sebuah tuntutan moral. Sementara beban
dalam hati kita bertumbuh, kita akan merasakan adanya keharusan untuk
bertindak.
Ciri yang lainnya adalah akan selalu
ada kesesuaian antara visi yang ditetapkan secara ilahi dengan master plan atau rencana besar Allah
untuk zaman ini. Selalu ada hubungan antara apa yang telah Allah tempatkan
dalam hati setiap individu untuk dilakukan dan apa yang Ia rencanakan dalam
dunia ini secara menyeluruh.
II.2 Visi
Berawal dari Sebuah Kepedulian dan Visi akan Mempertemukan Kita dengan
Kebutuhan Dunia – Untuk Mengasihi Tuhan dan Sesama
Sebuah visi yang ditetapkan Allah
akan berawal dari sebuah kepedulian. Kita akan melihat atau mendengar
sesuatu yang menarik perhatian kita. Suatu kondisi akan mengganggu kita
yang menyangkut kondisi yang ada sekarang dan ke mana kondisi tersebut
mengarah. Tidak seperti banyak kepedulian lain yang berlalu begitu saja,
kepedulian semacam ini akan mengendap dalam diri kita. Kita akan menemukan
diri kita terus memikirkan kondisi tersebut sekalipun di waktu luang kita. Kita
mungkin tidak dapat tidur karenanya. Kita tidak akan bisa membiarkannya
karena kondisi tersebut juga tidak membiarkan kita.
VISI adalah sesuatu yang datang dari
luar diri kita, yang memanggil kita untuk melakukan sesuatu. Hampir
sebagian besar yang menjadi visi adalah terletak tidak jauh dari hal-hal yang
akrab dengan aktivitas kita sehari-hari, yang tidak mensyaratkan kita untuk
pindah ke suatu bagian tertentu di muka bumi ini-tempat yang asing bagi
kita. Seringkali itu merupakan ”seruan atau jeritan” lingkungan tempat
kita tinggal supaya kita memberikan tangan dan hati kita untuk melakukan
sesuatu yang dibutuhkan di sana.
II.3 Melihat
ke Dalam
Ketika akan mendirikan sebuah
bangunan atas suatu proyek, seorang insinyur pasti terlebih dahulu membuat
rancang bangun atau sering disebut blueprint. Dari
rancang bangun ini, kita bisa mengetahui secara detail bangunan yang akan
didirikan, baik desain maupun ukurannya. Banyak bagian yang dikerjakan tersendiri
dan terpisah. Demikian juga ketika pondasi sedang dibangun, segala
sesuatunya belum berbentuk dan seakan berserakan di mana-mana. Meskipun
demikian, bagian-bagian tersebut akan saling sesuai dan membentuk bangunan yang
utuh, persis seperti yang tergambarkan dalam blueprint-nya. Kita memiliki blueprint dan jika kita bisa memahami blueprint kita sendiri, hal ini berarti kita mengetahui peran yang
secara optimal dapat kita kontribusikan dalam kehidupan. Dari pengetahuan
akan blueprint diri kita, kita akan
bisa meletakkan berbagai sumber daya, baik waktu, tenaga, maupun keuangan
secara efektif untuk mencapai fungsi optimal kehidupan dan keberadaan kita
sekarang.
Blueprint
kita adalah perpaduan dan kombinasi spesifik antara kemampuan fisik, kemampuan
nalar (akal), emosi, gairah, dan nurani (rohani) atau keyakinan akan kebenaran
atas sesuatu yang dilakukan.
Blueprint = kemampuan fisiologis +
kemampuan nalar (akal), emosi, desire (gairah) + nurani/rohani (keyakinan akan
kebenaran atas sesuatu yang akan dilakukan)
Pada suatu ketika, binatang-binatang
memutuskan bahwa mereka harus melakukan sesuatu yang besar dan berarti untuk
menghadapi tantangan globalisasi dunia. Karena itu mereka mulai membangun
sebuah akademi untuk para binatang. Mereka mengembangkan kurikulum dan
aktivitas-aktivitas latihan dalam hal memanjat, berenang, berlari, dan
terbang. Untuk memudahkan pengurusan dan administrasinya, seluruh binatang
akhirnya mengambil semua mata pelajaran tersebut.
Si Bebek sangat ahli berenang,
bahkan lebih jago daripada instrukturnya. Namun, nilainya dalam mata
pelajaran terbang sangat pas-pasan. Kemampuan berlarinya juga sangat buruk
karena dia memang lamban. Karena itu, meskipun dia pandai dan suka
berenang, si bebek melepaskan mata pelajaran berenang untuk mendapatkan
pelajran ekstra dalam berlari. Ternyata pelajaran berlari ini membuat
kakinya sakit dan kecapaian, sehingga di akhir semester, dia hanya mendapatkan
nilai rata-rata C untuk pelajaran berenang.
Si Kelinci adalah binatang yang sangat
mahir berlari. Berenang adalah tantangan yang berat baginya. Meskipun
demikian, dia berusaha. Akibat aktivitasnya berlatih renang, dia mengalami
cedera otot. Akibatnya, kecepatannya dalam berlari jeblok karena gangguan
cedera pada ototnya.
Si Tupai sangat ahli dalam memanjat
pohon, tetapi dia mendapat banyak kesulitan dalam pelajaran terbang.
Istrukturnya menyuruhnya mencoba terbang. Karena berusaha terlalu keras,
dia akhirnya menderita kram di kakinya. Akibatnya, kemampuanya memanjat
yang sebenarnya sangat disukainya berkurang drastis.
Maksud cerita di atas adalah bahwa
setiap binatang mempunyai kemampuan dan kelebihannya khusus. Hal-hal yang
membuat para binatang tersebut gagal adalah mereka berusaha melakukan hal-hal
yang memang tidak didesain untuknya. Sebaliknya, masing-masing mereka akan
sangat efektif jika mereka melakukan sesuai spesifikasi dan kemampuan
alamiahnya. Jadi sebenarnya, kita juga didesain secara unik oleh Pencipta
kita. Keunikan tersebut bukanlah tanpa maksud. Kita tidak diciptakan
asal berbeda. Di balik perbedaan dan keunikan tersebut pasti ada maksud
dan misi yang berbeda-beda sesuai hasrat-Nya untuk melibatkan kita dalam
agenda-Nya. Keunikan ini berupa sebuah paket talenta yang menunggu untuk
kita kembangkan dan kontribusikan sehingga akan berlipat-lipat dan menghasilkan
buah yang baik.
Allah membentuk kita dengan desain
yang unik. Keunikan itu berupa sebuah paket talenta yang menunggu untuk kita
kembangkan
Melalui gambar di atas, salah satu
cara yang dapat menolong kita untuk dapat mengetahui apa yang menjadi VISI kita
yaitu dengan mengetahui blueprint
kita dan kebutuhan yang dirasakan. Oleh karena itu penting sekali untuk kita
mengenal siapa dan seperti apa diri kita sebenarnya.
Pertanyaan-pertanyaan
untuk membantu kita mengetahui blueprint kita
:
1.
Hasrat, karakter, dan potensi
seperti apa yang menurut Anda telah ditanam dan diinginkan-Nya untuk kita
kembangkan lebih jauh?
2.
Apa saja kesuksesan dan keberhasilan
spesifik Anda selama bertahun-tahun yang telah lalu terutama menyangkut
pertumbuhan karakter, di samping tentu saja bentuk keberhasilan yang lain?
3.
Otoritas apa yang Tuhan percayakan
kepada Anda?
4.
Adakah peluang atau kesempatan yang
selama ini muncul tetapi belum Anda tanggapi sungguh-sungguh, yakni kesempatan
yang berhubungan dengan hasrat, karakter, dan otoritas melayani yang Anda
miliki?
5.
Apa karakteristik sifat dan
kepribadian Anda?
6.
Hal-hal apa yang menjadi kelebihan
dan karakteristik sifat dan kepribadian Anda?
7.
Hal-hal teknis apa saja yang selama
ini bisa Anda kerjakan dengan baik? (hal-hal teknis seperti : menulis, membuat
barang-barang, memperbaiki atau mengobati, memasak, mengasuh bayu, mengendarai
sepeda/mobil, dll)
8.
Hal-hal nonteknis apa saja yang
selama ini bisa Anda kerjakan dengan baik? (Hal-hal nonteknis seperti :
memimpin kelompok, menasihati, meyakinkan orang, membuat analisis dan
perencanaan, mengajar, dll)
9.
Menurut pandangan orang-orang di
sekitar Anda, apa yang menjadi
a.
Kekuatan karakteristik sifat dan
kepribadian Anda
b.
Kemampuan dan kompetensi Anda
(teknis dan nonteknis)
c.
Otoritas dan hasrat Anda dalam
melayani
10.
Apakah jurusan yang diambil oleh
Anda sesuai dengan keinginan Anda?
11.
Adakah keinginan/mimpi lain, selain
melalui jurusan tsb, yang menjadi kerinduan Anda?
12. Apakah
Anda mengerti bahwa melalui kisah masa lalu hidup Anda, ada rencana Tuhan atas
hidup Anda, artinya Tuhan sudah tetapkan visi bagi hidup Anda?
II.4 Contoh
Kasus
A. Nehemia
Sekitar tahun 587 SM, orang-orang
Babel menyerbu Yehuda dan menghancurkan Yerusalem dan bait Salomo. Ini
adalah penyerbuan yang ketiga. Dalam ketiga kesempatan tersebut orang
Babel menangkap sejumlah orang Israel sebagai tawanan dan menempatkan mereka di
Babilonia. Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego ditawan selama penyerbuan
pertama.
Sekitar 70 tahun setelah penyerbuan
Babel yang pertama, Koresy, raja Persia (yang telah menaklukkan Babel)
mengijinkan orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem membangun kembali bait
Salomo.
Di bawah kepemimpinan Zerubabel,
orang-orang Yahudi yang tertawan ini kembali ke Yerusalem dan membangun bait
Salomo kembali. Keadaan tampak membaik sejenak. Tampaknya seolah-olah
Israel berada di ambang pintu untuk menjadi bangsa yang diberkati sekali
lagi. Tapi mereka menolak untuk berbalik dari dosa-dosa yang telah membuat
Tuhan menghukum nenek moyang mereka pada masa Daniel dan Nebukadnezar.
Bait suci tidak terpelihara dan
pesembahan-persembahan dihentikan. Orang-orang Yahudi tetap melakukan
praktek-praktek keagamaan dan budaya bangsa-bangsa di sekeliling
mereka. Kondisi politik, sosial, dan kerohanian di Yerusalem sangat
menyedihkan.
Sementara itu, kembali ke Persia,
seorang Yahudi bernama Nehemia mendengar tentang keadaan yang menyedihkan di
tanah kelahirannya – dan ia merasakan sesuatu. Bahkan sesungguhnya, apa
yang ia rasakan, dirasakannya secara mendalam sampai ia
menangis. Sesungguhnya Nehemia bukan jenis orang yang mudah
menangis. Ia bukan orang yang lemah dan bukan orang yang tidak stabil
secara emosi. Tetapi hatinya terbakar. Dan bebannya mendorongnya
untuk memperpanjang masa berdoa dan puasanya. Nehemia mencari kehendak
Tuhan atas semua yang ia rasakan. Dan ternyata perasaan yang mendalam ini
adalah awal dari lahirnya sebuah VISI. VISI Nehemia tidak dimulai sebagai VISI
tetapi sebagai sebuah kepedulian, sebuah beban untuk negara dan bangsanya.
B. Orville dan Wilbur Wright
Minat pribadi Orville dan Wilbur
Wright dalam hal penerbangan berawal dari masa kecil mereka. Di akhir
musim gugut 1879, ayah mereka suatu petang pulang ke rumah dengan membawa
sebuah benda yang disembunyikan di tangannya dan sebelum mereka melihat benda
itu, ayah mereka melemparkannya ke udara. Semula mereka menduga benda itu
akan jatuh ke lantai, sebaliknya benda itu melayang melintasi ruangan sampai
benda itu menabrak langit-langit, di mana benda itu berputar sesaat, dan
akhirnya terbentur ke lantai. Benda itu adalah sebuah mainan kecil, yang
dikenal oleh para ilmuwan sebagai heliKopter, tetapi mereka – karena
kekurangpengetahuan mereka terhadap ilmu pengetahuan-menjulukinya “kelelawar” Benda
itu merupakan kerangka gabus dan bamboo, ditutupi dengan kertas, yang disusun
dengan dua sekrup, digerakkan ke arah yang berlawanan melalui tali-tali karet
yang dipilin. Sebuah mainan yang sangat ringkih dan hanya bertahan dalam
waktu yang singkat di tangan anak-anak kecil, tetapi tidak akan terlupakan
dalam ingatan.
Pengalaman masa kecil ini
menumbuhkan di dalam diri kedua anak laki-laki ini suatu keinginan yang
bernyala-nyala untuk terbang. Karena pengaruh dari blueprint mereka, visi itu akhirnya muncul dan siap untuk
dikerjakan.
Satu-satunya yang tidak mereka
miliki adalah sarana. Maka mereka segera bekerja menyingkirkan
hambatan-hambatan yang berdiri menghalangi di antara mereka dan impian
mereka. Mereka mulai menciptakan helikopter mereka sendiri. Ketika mereka
melakukannya, mereka tanpa sengaja menemukan prinsip-prinsip fisika yang akan
membuka jalan mereka kepada keberhasilan penerbangan pesawat berpenumpang
pertama. Dan pada tanggal 17 Desember 1903, pukul 10:35 pagi, Orville
Wright menempatkan dirinya dalam sejarah dengan melaksanakan penerbangan
pertama yang menggunakan mesin dan bertahan di atas permukaan
tanah. Selama 12 detik melawan gaya tarik bumi, ia terbang sejauh 36 meter
sepanjang bukit pasir di Pinggiran Carolina Utara.
Dalam bidang penerbangan, peristiwa
bersejarah ini mencerminkan suatu permulaan. Tetapi bagi Orville dan
Wilbur Wright, ini merupakan akhir dari perjalanan panjang dan
melelahkan. Sebuah perjalanan yang diawali dengan sebuah mimpi yang biasa
dimiliki oleh setiap anak laki-laki, yaitu keinginan untuk terbang. Tetapi
apa yang oleh kebanyakan anak-anak ditinggalkan di dunia fantasi mereka, oleh
Orville dan Wilbur Wright dipegang dengan kuat sebagai kenyataan yang bisa
diwujudkan. Mereka percaya bahwa mereka bisa terbang dan HARUS TERBANG.
3 (tiga) langkah untuk menetapkan
VISI:
1. Menemukan tujuan Anda
Kebanyakan dari Anda pernah membuat
teka-teki menyusun potongan-potongan gambar. Teka-teki yang menjengkelkan
terdiri dari ratusan potong dimana 90% memiliki warna yang hampir sama.
Beberapa dari Anda menyukai permainan ini, dan beberapa lagi membencinya (tebak
disisi mana Anda berada?). Darimana Anda mulai mengerjakan teka-teki in?
Kebanyakan memulai dari pinggir, yaitu potongan-potongan tepi yang lurus. Ada 2
(dua) alasan, alasan yang kedengarannya cerdik adalah bahwa apabila Anda
meletakkan potongan-potongan bagian tepi ditempatnya, Anda memiliki suatu
kerangka penunjuk untuk seluruh teka-teki itu. Alasan yang sebenarnya adalah
bahwa potongan-potongan bagian tepi lebih mudah untuk dikerjakan.
VISI banyak menyerupai teka-teki
menyusun potongan-potongan gambar, sama halnya dengan menemukan tujuan Anda.
Tujuan Anda akan menjadi bingkai dari sisa VISI. Selanjutnya Anda akan mudah
untuk menemukan, mudah untuk melihat, dan mudah untuk menyusunnya.
2.
Menentukan sasaran Anda
Menemukan tujuan Anda mungkin
merupakan bagian tersulit dalam menetapkan VISI. Bagian dari VISI yang paling
diperdebatkan dan mudah disalahpahami adalah menentukan sasaran. Menetapkan
sasaran Anda adalah ide yang mantap dan Alkitabiah. Dan menetapkan sasaran
adalah bagian penting dalam menetapkan VISI.
3.
Menentukan strategi Anda
Anda sering membuat 2 (dua)
kesalahan ketika berbicara masalah strategi. Kesalahan pertama adalah Anda
menentukan strategi sebelum menetapkan tujuan dan sasarannya. Ini biasa terjadi
karena Anda memiliki sejumlah program yang telah disepakati untuk dijalankan
dan Anda bermaksud menjalankan program-program tersebut walau apapun yang
terjadi. Kesalahan umum yang kedua adalah strategi Anda lebih tertuju kepada
rencana bukan kepada proses. Sediakan waktu untuk merencanakan sebuah
strategi. Mungkin akan terasa seperti membuang-buang waktu, tetapi jangan
biarkan sesuatu yang tampaknya tidak mungkin dari VISI kita mencegah kita untuk
mengembangkan sebuah strategi. Anggaplah kita memiliki sumber-sumber, lalu
apa yang akan kita lakukan? Anggaplah kita memiliki waktu, lalu apa yang
akan kita lakukan terlebih dahulu? Lalu yang kedua?
Ketiga? Rencanakan seolah-olah kita tahu seseorang akan menemani kita dan
memberikan kesempatan untuk mengejar VISI kita. Setidaknya kita memiliki
gambaran kasar tentang apa yang seharusnya dan apa yang bisa terjadi di
bidang-bidang penting dalam hidup kita. Jika saat yang tepat itu datang,
apakah kita tahu apa yang harus kita lakukan? Dalam banyak kasus,
kesempatan tanpa persiapan berakibat pada hilangnya kesempatan
tersebut. Kita tidak tahu apa yang sedang direncanakan Allah. Lebih
baik siap bahkan sekalipun tidak terjadi apa-apa daripada menanggung resiko kehilangan
peluang ketika Allah memberikan peluang itu kepada kita.
Nehemia
menentukan strategi
Selain itu, Nehemia juga
mengembangkan sebuah rencana. Strategi yang dibuat oleh Nehemia untuk
mencapai VISInya adalah sbb :
1.
Meyakinkan raja agar mengizinkannya meninggalkan
tugas agar dapat membangun kembali tembok di sekeliling kota pada tahun-tahun
sebelumnya menjadi ancaman militer atas wilayah ini.
2.
Meyakinkan raja untuk memberikan
dukungan keuangan kepada pembangunan proyek tersebut.
3.
Mendapat surat dari raja untuk para
gubernur di daerah sekitarnya yang meminta mereka untuk menyediakan
perlindungan keamanan sepanjang jalan.
4.
Menghubungi Asaf, penjaga hutan
raja, menyediakan cukup kayu untuk membangun pintu gerbang kota serta rumah
untuk Nehemia.
5.
Meminta status Gubernur Yehuda
kepada raja.
6.
Mengatur dan memperlengkapi penduduk
Yerusalem.
7. Memulai
pembangunan.
Nehemia menghabiskan waktunya di
bagian permulaan untuk berdoa dan merencanakan. Jika Allah menganugerahkan
kepadanya kesempatan untuk mengungkapkan VISInya di hadapan raja, ia akan siap
III. Apa ciri-ciri orang yang hidup dalam VISI?
– MENANAMKAN DAN MEMBERITAHUKAN VISI
Setelah bersiap-siap untuk VISI,
Anda harus menetapkan VISI. Setelah menetapkan VISI, Anda harus menanamkan VISI
itu dalam diri Anda. VISI bukanlah
sebuah pohon yang tumbuh subur dan menghasilkan buah. VISI adalah benih, dan
sama seperti semua benih , VISI harus ditanam agar bertumbuh dan menghasilkan
buah. Kalau VISI adalah benih, maka tanah yang tepat adalah hati dan pikiran
Anda
Ambilah waktu sejenak untuk
merenungkan di mana Anda berada dalam proses VISI. Setelah kita memiliki
keyakinan tentang VISI tersebut, kita tahu apa yang akan kita hadapi dan kita
juga tahu apa yang akan kita lakukan, maka kita dapat menyampaikan VISI tersebut
kepada orang lain. Tetapi kita juga harus tahu segala sesuatu yang ada
untuk mengetahui lingkungan di mana kita mengharapkan orang lain untuk
mengikuti kita. Kita tidak dapat mengerjakan VISI tersebut
sendiri. Kita membutuhkan orang lain, sebagaimana Nehemia membutuhkan
orang-orang Yerusalem untuk mengerjakan proyek visinya. Visi yang mampu
menggerakkan terdiri dari empat komponen, yakni : masalahnya, solusinya, alasan
mengapa sesuatu harus dilakukan, dan alasan mengapa sesuatu harus dikerjakan sekarang.
Oleh karena itu, kita harus menjalin
kemitraan yang mendukung. Dalam perjalanan kita mencapai VISI, akan ada
banyak pihak yang berada di jalur kita. Mereka adalah pihak-pihak yang
dihadirkan Tuhan untuk menolong, menguatkan, mengasah, bahkan menjadi saluran
berkat bagi kita. Jika Anda telah memberitahukan VISI, Anda harus hidup
dengan VISI tersebut.
IV. MENERAPKAN
VISI
Jika
Anda telah menemukan VISI dan Anda mulai menjalankan VISI, Anda akan melihat
banyak perubahan yang perlu dilakukan. Bagaimana Anda menerapkan VISI akan
banyak berkaitan dengan apakah VISI Anda bisa berjalan atau tidak.
V. Kendala
yang mungkin dihadapi saat hidup dalam VISI? – MENGHADAPI GANGGUAN
IV.1 Kritikan
VISI mudah dikritik. VISI
mengundang kritikan. VISI sulit dipertahankan terhadap kritikan. VISI
sering mati karena kritikan. VISI mengandung dua aspek yang keduanya
sering mengundang tanggapan yang negatif, yaitu perubahan dan
kesenjangan. Kapan saja kita berusaha membawa perubahan, perubahan itu
mengakibatkan rasa tidak aman bagi mereka yang telah terbiasa dengan apa yang
telah ada dan yang selama ini selalu demikian. Dalam konteks inilah,
sebuah VISI seringkali dianggap sebagai suatu ancaman. Dan akibatnya
adalah sesuatu yang biasa jika emosi negatif yang ditimbulkan oleh sebuah VISI dalam
diri orang-orang diekspresikan dalam bentuk kritikan.
VISI juga mudah dikritik karena
kesenjangan yang diwarisinya. Sifat alamiah sebuah VISI adalah bahwa
informasi yang kuat lebih banyak pada aspek apa
ketimbang pada aspek bagaimana. Ada
banyak lubang dalam perencanaan. Selama seseorang hanya ingin meminta
klarifikasi dari apa yang kita
inginkan untuk terjadi, kita tetap baik-baik saja. Tetapi sekali ia mulai
menanyakan bagaimana rencana kita
untuk mewujudkannya, maka kemungkinan sangat kecil. Itulah sifat alamiah
dari sebuah VISI. Kesenjangan dalam perencanaan ini membuat VISI menjadi
sasaran kritikan. Cukup dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti,
”Tetapi bagaimana dengan..?” maka Anda dapat melucuti hampir semua VISI apa pun. Makin
baru suatu VISI, makin rentan ia terhadap deretan pertanyaan yang merusak, dan
menyurutkan semangat semacam ini.
SOLUSI :
1.
Berdoa (NEHEMIA 4:4-5)
2.
Ingat kepada sumber visi → ada
intervensi Allah. Ingatan-ingatan ini memberikan keberanian kepada kita
untuk melangkah di balik semua kritikan.
3.
Revisi rencana → Tanggapi kritikan
dengan penuh strategi. VISI diperbaharui, tetapi tidak berubah, sedangkan
rencan direvisi karena rencana jarang tetap sama.
IV.2 Kesempatan
Setiap hari dalam hidup kita, berbagai
kesempatan yang datang berpotensi mengalihkan kita dari hal-hal utama yang
Allah kehendaki untuk kita lakukan. Kesempatan-kesempatan dalam hal
hiburan, atletis, keuangan, kesempatan yang bersifat hubungan atau relasional,
kesempatan religius, kesempatan investasi, kesempatan berkarier, kesempatan
bisnis, kesempatan berlibur, dll. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan
hal-hal yang penting, kita harus belajar untuk mengatakan tidak terhadap
hal-hal yang baik, Yang lebih sering terjadi adalah hal-hal yang baiklah
yang mempunyai potensi terbesar untuk membelokkan kita dari mengerjakan hal-hal
yang terbaik, yaitu hal-hal yang terkait dengan VISI.
IV.3 Ketakutan
Setiap VISI melibatkan unsur-unsur
dari yang tidak diketahui. Pada tahap-tahap awal, ada lebih banyak unsur
yang tidak diketahui dibandingkan yang dikenal. Unsur yang tidak dikenal
ini adalah tanah yang subur untuk tumbuhnya ketakutan. Akibatnya setiap
orang yang memiliki VISI harus menghadapi dan bekerja melewati skenario ”bagaimana kalau?..”
SOLUSI :
Jangan membiarkan ketakutan terhadap
apa yang belum diketahui menyebabkan kita kehilangan apa yang Allah ingin
kerjakan melalui kita. Jangan membiarkan ketakutan mengganggu kita dari
apa yang kita percayai bisa dan seharusnya terjadi.
VI. KOREKSI
DAN EVALUASI SEMENTARA
Sebuah VISI
yang sudah tercapai akan menyebabkan keterbukaan terhadap perubahan
selanjutnya. Mengapa? karena Anda memiliki sebuah hasil “laporan” yang
menjamin.
Tidak ada hal yang bisa menghentikan
pekerjaan Allah kalau Anda tidak mencuri pujian untuk apa yang telah Allah
lakukan. Kesalehan dan kesombongan tidak bisa berada berdampingan dalam diri
Anda. Selama Anda tetap terkesan dengan Allah dan tidak terkesan dengan diri
sendiri, Allah akan melakukan hal-hal yang mengesankan dalam diri Anda.