Kamis, 31 Mei 2012

Hidup Dalam Visi



 By Angga Rio
HIDUP DALAM VISI

Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik,
yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
EFESUS 2:10
I. Seberapa pentingkah VISI? – BERSIAP-SIAP UNTUK  VISI

I.1 Kita Ada Bukan Karena Kebetulan
            Jauh sebelum kita ada dalam benak orang tua kita, kita sudah ada dalam pikiran Allah. Kita hidup karena Allah ingin menciptakan kita, Allah ingin menggenapi tujuanNya bagi kita.
            Sebab segala sesuatu adalah dari DIA, dan oleh DIA, dan kepada DIA; Bagi DIAlah kemuliaan sampai selama-lamanya!. (ROMA 11:36) Tujuan utama alam semesta adalah menunjukkan kemuliaan Allah. Itulah alasan bagi segala sesuatu yang ada, termasuk kita. Lalu bagaimana kita bisa mendatangkan kemuliaan bagi Allah? Yesus berkata kepada Bapa, ”Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya” (YOHANES 17:4). Yesus menghormati Allah dengan cara memenuhi tujuan-Nya di bumi. Kita menghormati Allah dengan cara yang sama. Bila sesuatu di dalam ciptaaan memenuhi tujuannya, hal tersebut mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Jadi artinya memuliakan Allah mencakup usaha untuk menemukan gambar atau VISINya tentang apa yang bisa dan seharusnya terjadi atas hidup kita. Memuliakan Allah berarti menemukan apa yang kita dapat dan seharusnya capai. 
            Efesus 2 :10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.  Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Kita adalah produk dari visi Allah dan Allah telah memutuskan apa yang bisa dan seharusnya terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu keharusan buat kita untuk menemukan dan berpartisipasi dalam VISI dari Allah untuk hidup kita. 
I. 2. Gairah
            VISI menimbulkan emosi. Hal yang membuat mimpi siang hari sangat nikmat adalah emosi yang menunggangi imajinasi mata pikiran kita. Sebuah VISI yang jelas dan terfokus sesungguhnya memungkinkan kita untuk terlebih dahulu mengalami emosi-emosi yang terkait dengan masa depan yang kita harapkan. Emosi-emosi ini berperan untuk memperkuat komitmen kita kepada VISI tersebut. Emosi-emosi ini memberikan sedikit gambaran tentang hal-hal yang akan terjadi. Oleh karena itu tugas-tugas yang paling tidak hidup, tidak berarti, atau rutin sekalipun bisa ”terasa” enak ketika dikaitkan dengan sebuah VISI. VISI selalu disertai dengan emosi yang kuat. Dan semakin jelas VISI, semakin kuat emosi yang ditimbulkannya.




I. 3. Motivasi
            VISI memberikan motivasi ketika rutinitas mulai menjadi persoalan. Hal-hal kecil, tugas-tugas dan rutinitas hidup menjadi sarana yang berarti untuk sebuah tujuan akhir direncanakan. Orang-orang yang didorong oleh VISI adalah orang-orang yang termotivasi. Sebagai contoh, VISI adalah bagian yang besar dari kita untuk menyelesaikan pendidikan universitas. Kurangnya VISI adalah alasan mengapa banyak orang tidak menyelesaikan studinya. Pikirkan tentang semua yang tampaknya jam-jam yang sia-sia untuk belajar dan hadir di kelas. Sekalipun kemudian kita mengetahui bahwa banyak dari yang kita hafalkan untuk ujian adalah membuang-buang waktu dan usaha. Tetapi kita bersedia melakukannya. Mengapa? Karena apa yang bisa terjadi. Sebuah gelar. Dan melampaui gelar tersebut adalah sebuah karir. Dan kita menempuh semua itu – dimotivasi oleh pikiran-pikiran tentang wisuda dan hasil-hasil yang akan diberikannya. Inilah kekuatan VISI.
I. 4. Arah
            Keuntungan yang paling praktis dari VISI adalah bahwa VISI itu memberikan arah bagi hidup kita. VISI berfungsi sebagai peta perjalanan. Dengan cara ini, VISI menyederhanakan pengambilan keputusan. VISI akan menolong kita membuat prioritas atas nilai-nilai kita. Sebuah VISI yang jelas memiliki kemampuan untuk menunjukkan apa yang paling penting dari jadwal dan pola hidup kita. Sebuah VISI yang jelas memudahkan kita untuk menyingkirkan dari hidup kita hal-hal yang menghalangi kita dalam mencapai apa yang penting. VISI memberikan kekuatan kepada kita untuk bergerak dengan tujuan pasti dan pada arah yang telah ditetapkan. Orang yang tidak memiliki VISI yang jelas akan mudah dibelokkan. Mereka memiliki kecenderungan untuk beralih dari aktivitas, kesenangan, atau hubungan yang satu ke yang lain. Tanpa VISI, tidak ada pedoman yang berkaitan dengan aspek hubungan, keuangan atau moral. Akibatnya, mereka sering membuat keputusan-keputusan yang bodoh. Keputusan-keputusan yang merampas mereka dari impian mereka.
I. 5. Tujuan
            VISI diterjemahkan ke tujuan. Sebuah visi memberi kita sebuah alasan untuk bangun pagi. Jika kita tidak muncul, sesuatu yang penting tidak akan terselesaikan. Sebuah VISI menjadikan kita sebagai penghubung yang penting antara kenyataan yang ada saat ini dan yang akan datang. Dan tujuan mengandung momentum untuk menggerakkan kita melalui berbagai hambatan, yang jika tanpa adanya tujuan akan menghambat dan menyandung kita. Rangkaian VISI kita bersifat unik untuk kita. Tidak ada seorang pun yang akan memiliki kegairahan yang sama dengan kegairahan khusus kita atas apa yang terjadi. Orang lain mungkin bisa bekerja dengan kita pada bidang-bidang di mana VISI yang kita miliki sama dengan VISI mereka, tetapi VISI kita adalah unik bagi kita. Keunikan ini memberikan tujuan bagi hidup kita. Kita memiliki sebuah alasan untuk bangkit dan tampil.
            Persiapan adalah bagian yang penting dari VISI. Alasannya terdapat dalam inti dari VISI itu sendiri. VISI bukan hanya suatu tujuan; VISI adalah suatu perjalanan. VISI bukanlah suatu produk; VISI adalah suatu proses. VISI bukanlah sekedar garis akhir; VISI adalah perlombaan itu seluruhnya. VISi adalah gambaran dari apa yang Allah ingin lakukan dan proses pencarian yang berkelanjutan terus-menerus akan apa yang sedang dan ingin Allah lakukan. Jika VISI adalah gambaran dari apa yang Allah inginkan, langkah-langkah apa yang harus dipersiapkan?

            4 (empat) Langkah bersiap-siap untuk VISI:

            I. Mengumpulkan Informasi
            NEHEMIA 1:1-3, Nehemia menanyai mereka yang mempunyai pengalaman langsung tentang kondisi di Yerusalem. Dia mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dapat diperoleh. Dia mempelajari keadaannya. Nehemia melakukan hal ini karena Nehemia memahami prinsip yang penting bahwa, VISI dapat diperoleh paling baik dari pengetahuan yang cermat.

            2. Melahirkan VISI dalam hati
            Selama kita merasa puas dengan keadaan yang ada, kita tidak akan pernah menemukan VISI. VISI lahir dari sebuah keadaan yang menuntut kita untuk berubah.


            3. Berpuasa dan berdoa
            Mengapa kita perlu berpuasa dan berdoa? Dan bagaimana hubungannya dengan VISI? Biasanya VISI muncul dari pencarian yang sungguh-sungguh akan tuntunan Allah. Sungguh sangat mengherankan betapa sering kita mengaku bahwa kita benar-benar mencari kehendak dari tujuan Allah, sementara kita menghabiskan jauh lebih banyak waktu untuk mempelajari apa yang berhasil dilakukan oleh orang lain. VISI hanya diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari kehendak Allah.
            Doa akan sangat menentukan bagi perkembangan visi, hal ini didasarkan karena kita melihat apa yang sedang kita cari tetapi kita sering tidak tahu apa yang tidak kita harapkan. Doa membuat kita terus melihat. Doa membuat beban kita selalu segar. Doa membuat mata dan hati kita berada apda kondisi berharap. Doa tidak memaksa tangan Allah, tetapi membuat kita tetap menantikan campur tangan-Nya. Doa membuat kita peka dengan perubahan-perubahan yang tak terlihat di permukaan situasi kita. Doa hampir memastikan kita untuk tidak kehilangan kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah kepada kita.
Nehemia berdoa
            Nehemia berdoa untuk dua hak sehubungan dengan visinya, yakni untuk sebuah kesempatan (Neh 1:11) dan untuk kemurahan. Nehemia menginginkan sebuah kesempatan untuk membagikan visinya dengan raja. Ia tahu bahwa campur tangan Allah diperlukan agar melalui kesempatan ini visi itu terungkap dengan sendirinya. Maka ia berdoa agar Allah menganugerahkan kepadanya “keberhasilan” yakni keberhasilan dalam mengungkapkan visinya kepada orang yang berdiri di antara dia dan VISInya, yakni Raja Artahsasta. Berulang-ulang Nehemia menghadap Raja Artahsasta untuk melakukan tugasnya dan tidak pernah diberi kesempatan untuk membicarakan tanah airnya. Tetapi Nehemia terus berdoa. 
            Di samping itu, Nehemia juga berdoa untuk kemurahan. Nehemia berdoa agar Tuhan membuat Raja Artahsasta berminat dan mendukung VISInya. Raja dikenal bukan sebagai orang yang suka berbelas kasihan. Dalam kenyataannya, ketika Nehemia akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara kepada raja, ia mengatakan ”sangat takut” (NEHEMIA 2:2). Kecuali Allah campur tangan dalam hati raja, tidak ada cara di dunia yang dapat membuat ia merasa simpati terhadap Israel. Bagaimanapun pendahulunya adalah mereka yang menghancurkan kota itu menjadi puing-puing. Maka Nehemia berdoa untuk belas kasihan dan kemurahan. Ia meminta Allah untuk mengarahkan hati raja ke arah-Nya. Dan Ia melakukannya. Raja Artahsasta menjadi pemain utama dalam pembangunan kembali tembok itu. 

            4. Menantikan VISI
            Sedikit dari kita yang mau menanti. Namun menanti adalah bagian penting dalam persiapan sebuah VISI, dan VISI biasanya diberikan kepada mereka yang dengan sabar menanti-nantikannya. (YESAYA 40:31)


II. Bagaimana mendapatkan VISI pribadi? – MENULISKAN/ MENETAPKAN VISI
II. 1. Visi Bersifat Pribadi yang akan Menghubungkan Kita Langsung dengan Pencipta
            Kita adalah rekan kerja Tuhan di dunia. Hanya berdasarkan pemikiran ini, semakin terang keyakinan bahwa kita berhadapan langsung dengan Tuhan dan semakin terang pula keyakinan bahwa kehidupan kita dipersiapkan secara khusus untuk suatu tujuan dan fungsi tertentu dalam sejarah kehidupan manusia, sehingga dapat diyakini bahwa VISI itu bersifat pribadi dan hal ini menghubungkan langsung dengan Pencipta kita.
            Kita coba bayangkan hal tersebut melalui visualisasi yang lain. Misalnya kita baru saja berhasil melewati suatu sesi rekruitmen dan terpilih untuk menempati posisi manajemen di sebuah perusahaan. Pada hari pertama masuk, kita menghadap direktur perusahaan dan berdiskusi dengannya. Dalam diskusi tersebut, sang direktur menyatakan harapan, tujuan, dan sasaran-sasaran yang diinginkannya dari pekerjaan kita. Kemudian kita dan direktur tersebut terlibat diskusi yang mendalam mengenai hal tersebut. Hasilnya adalah ditetapkannya sasaran-sasaran kinerja kita. Dalam hal ini, kita dan direktur tersebut tentu tidak asing dengan pengalaman dan kemampuan kita. Dari sisi direktur, dia bisa tahu gambaran kemampuan dan prestasi kita selama proses seleksi. Dan bagi kita sendiri, hal tersebut tentu bukanlah sesuatu yang asing sama sekali. Dengan kondisi inilah, sasaran-sasaran kinerja kita dibuat secara realistis dan disertai harapan yang besar akan tercapainya sasaran-sasaran tersebut. Untuk waktu-waktu berikutnya, kita dan direktur tersebut akan bertemu secara rutin untuk melihat pencapaian sasaran kita dan melakukan evaluasi yang diperlukan. Jadi sekarang, sasaran-sasaran dan kinerja kita adalah urusan kita dengan direktur kita, bukan orang lain. Kita tidak akan diwakili oleh siapa pun untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan kita. Direktur kita pun tidak akan membicarakan sasaran-sasaran kita kepada orang lain, hanya antara kita dan direktur kita.
            Gambaran di atas cukup bisa menggambarkan hubungan ”pribadi ke pribadi” dengan Tuhan terkait dengan VISI kita. Secara pribadi lewat perenungan dan doa, kita bisa berdiskusi langsung dengan-Nya, mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi VISI hidup kita dan bagaimana cara yang Tuhan inginkan untuk kita mencapai VISI tersebut.
            Jika Allah sendiri yang mulai melukis suatu gambaran tentang apa yang dapat dan seharusnya tertuang pada kanvas hati kita, seiring dengan berjalannya waktu kita akan mulai merasa bahwa jika tidak menjalankannya kita akan merasakannya sebagai ketidaktaatan. Visi kita akan mulai terasa seperti sebuah tuntutan moral. Sementara beban dalam hati kita bertumbuh, kita akan merasakan adanya keharusan untuk bertindak.
            Ciri yang lainnya adalah akan selalu ada kesesuaian antara visi yang ditetapkan secara ilahi dengan master plan atau rencana besar Allah untuk zaman ini. Selalu ada hubungan antara apa yang telah Allah tempatkan dalam hati setiap individu untuk dilakukan dan apa yang Ia rencanakan dalam dunia ini secara menyeluruh.
II.2 Visi Berawal dari Sebuah Kepedulian dan Visi akan Mempertemukan Kita dengan Kebutuhan Dunia – Untuk Mengasihi Tuhan dan Sesama
            Sebuah visi yang ditetapkan Allah akan berawal dari sebuah kepedulian. Kita akan melihat atau mendengar sesuatu yang menarik perhatian kita. Suatu kondisi akan mengganggu kita yang menyangkut kondisi yang ada sekarang dan ke mana kondisi tersebut mengarah. Tidak seperti banyak kepedulian lain yang berlalu begitu saja, kepedulian semacam ini akan mengendap dalam diri kita. Kita akan menemukan diri kita terus memikirkan kondisi tersebut sekalipun di waktu luang kita. Kita mungkin tidak dapat tidur karenanya. Kita tidak akan bisa membiarkannya karena kondisi tersebut juga tidak membiarkan kita.
            VISI adalah sesuatu yang datang dari luar diri kita, yang memanggil kita untuk melakukan sesuatu. Hampir sebagian besar yang menjadi visi adalah terletak tidak jauh dari hal-hal yang akrab dengan aktivitas kita sehari-hari, yang tidak mensyaratkan kita untuk pindah ke suatu bagian tertentu di muka bumi ini-tempat yang asing bagi kita. Seringkali itu merupakan ”seruan atau jeritan” lingkungan tempat kita tinggal supaya kita memberikan tangan dan hati kita untuk melakukan sesuatu yang dibutuhkan di sana.
II.3 Melihat ke Dalam
            Ketika akan mendirikan sebuah bangunan atas suatu proyek, seorang insinyur pasti terlebih dahulu membuat rancang bangun atau sering disebut blueprint. Dari rancang bangun ini, kita bisa mengetahui secara detail bangunan yang akan didirikan, baik desain maupun ukurannya. Banyak bagian yang dikerjakan tersendiri dan terpisah. Demikian juga ketika pondasi sedang dibangun, segala sesuatunya belum berbentuk dan seakan berserakan di mana-mana. Meskipun demikian, bagian-bagian tersebut akan saling sesuai dan membentuk bangunan yang utuh, persis seperti yang tergambarkan dalam blueprint-nya. Kita memiliki blueprint dan jika kita bisa memahami blueprint kita sendiri, hal ini berarti kita mengetahui peran yang secara optimal dapat kita kontribusikan dalam kehidupan. Dari pengetahuan akan blueprint diri kita, kita akan bisa meletakkan berbagai sumber daya, baik waktu, tenaga, maupun keuangan secara efektif untuk mencapai fungsi optimal kehidupan dan keberadaan kita sekarang. 












            Blueprint kita adalah perpaduan dan kombinasi spesifik antara kemampuan fisik, kemampuan nalar (akal), emosi, gairah, dan nurani (rohani) atau keyakinan akan kebenaran atas sesuatu yang dilakukan.
Blueprint = kemampuan fisiologis + kemampuan nalar (akal), emosi, desire (gairah) + nurani/rohani (keyakinan akan kebenaran atas sesuatu yang akan dilakukan)

            Pada suatu ketika, binatang-binatang memutuskan bahwa mereka harus melakukan sesuatu yang besar dan berarti untuk menghadapi tantangan globalisasi dunia. Karena itu mereka mulai membangun sebuah akademi untuk para binatang. Mereka mengembangkan kurikulum dan aktivitas-aktivitas latihan dalam hal memanjat, berenang, berlari, dan terbang. Untuk memudahkan pengurusan dan administrasinya, seluruh binatang akhirnya mengambil semua mata pelajaran tersebut. 
            Si Bebek sangat ahli berenang, bahkan lebih jago daripada instrukturnya. Namun, nilainya dalam mata pelajaran terbang sangat pas-pasan. Kemampuan berlarinya juga sangat buruk karena dia memang lamban. Karena itu, meskipun dia pandai dan suka berenang, si bebek melepaskan mata pelajaran berenang untuk mendapatkan pelajran ekstra dalam berlari. Ternyata pelajaran berlari ini membuat kakinya sakit dan kecapaian, sehingga di akhir semester, dia hanya mendapatkan nilai rata-rata C untuk pelajaran berenang.
            Si Kelinci adalah binatang yang sangat mahir berlari. Berenang adalah tantangan yang berat baginya. Meskipun demikian, dia berusaha. Akibat aktivitasnya berlatih renang, dia mengalami cedera otot. Akibatnya, kecepatannya dalam berlari jeblok karena gangguan cedera pada ototnya.
            Si Tupai sangat ahli dalam memanjat pohon, tetapi dia mendapat banyak kesulitan dalam pelajaran terbang. Istrukturnya menyuruhnya mencoba terbang. Karena berusaha terlalu keras, dia akhirnya menderita kram di kakinya. Akibatnya, kemampuanya memanjat yang sebenarnya sangat disukainya berkurang drastis.
            Maksud cerita di atas adalah bahwa setiap binatang mempunyai kemampuan dan kelebihannya khusus. Hal-hal yang membuat para binatang tersebut gagal adalah mereka berusaha melakukan hal-hal yang memang tidak didesain untuknya. Sebaliknya, masing-masing mereka akan sangat efektif jika mereka melakukan sesuai spesifikasi dan kemampuan alamiahnya. Jadi sebenarnya, kita juga didesain secara unik oleh Pencipta kita. Keunikan tersebut bukanlah tanpa maksud. Kita tidak diciptakan asal berbeda. Di balik perbedaan dan keunikan tersebut pasti ada maksud dan misi yang berbeda-beda sesuai hasrat-Nya untuk melibatkan kita dalam agenda-Nya. Keunikan ini berupa sebuah paket talenta yang menunggu untuk kita kembangkan dan kontribusikan sehingga akan berlipat-lipat dan menghasilkan buah yang baik. 
            Allah membentuk kita dengan desain yang unik. Keunikan itu berupa sebuah paket talenta yang menunggu untuk kita kembangkan



 





















            Melalui gambar di atas, salah satu cara yang dapat menolong kita untuk dapat mengetahui apa yang menjadi VISI kita yaitu dengan mengetahui blueprint kita dan kebutuhan yang dirasakan. Oleh karena itu penting sekali untuk kita mengenal siapa dan seperti apa diri kita sebenarnya.
Pertanyaan-pertanyaan untuk membantu kita mengetahui blueprint kita :
1.       Hasrat, karakter, dan potensi seperti apa yang menurut Anda telah ditanam dan diinginkan-Nya untuk kita kembangkan lebih jauh?
2.       Apa saja kesuksesan dan keberhasilan spesifik Anda selama bertahun-tahun yang telah lalu terutama menyangkut pertumbuhan karakter, di samping tentu saja bentuk keberhasilan yang lain?
3.       Otoritas apa yang Tuhan percayakan kepada Anda?
4.       Adakah peluang atau kesempatan yang selama ini muncul tetapi belum Anda tanggapi sungguh-sungguh, yakni kesempatan yang berhubungan dengan hasrat, karakter, dan otoritas melayani yang Anda miliki?
5.       Apa karakteristik sifat dan kepribadian Anda?
6.       Hal-hal apa yang menjadi kelebihan dan karakteristik sifat dan kepribadian Anda?
7.       Hal-hal teknis apa saja yang selama ini bisa Anda kerjakan dengan baik? (hal-hal teknis seperti : menulis, membuat barang-barang, memperbaiki atau mengobati, memasak, mengasuh bayu, mengendarai sepeda/mobil, dll)
8.       Hal-hal nonteknis apa saja yang selama ini bisa Anda kerjakan dengan baik? (Hal-hal nonteknis seperti : memimpin kelompok, menasihati, meyakinkan orang, membuat analisis dan perencanaan, mengajar, dll)
9.       Menurut pandangan orang-orang di sekitar Anda, apa yang menjadi
a.      Kekuatan karakteristik sifat dan kepribadian Anda
b.      Kemampuan dan kompetensi Anda (teknis dan nonteknis)
c.      Otoritas dan hasrat Anda dalam melayani
10.   Apakah jurusan yang diambil oleh Anda sesuai dengan keinginan Anda?
11.   Adakah keinginan/mimpi lain, selain melalui jurusan tsb, yang menjadi kerinduan Anda?
12.   Apakah Anda mengerti bahwa melalui kisah masa lalu hidup Anda, ada rencana Tuhan atas hidup Anda, artinya Tuhan sudah tetapkan visi bagi hidup Anda?


II.4 Contoh Kasus
            A.  Nehemia
            Sekitar tahun 587 SM, orang-orang Babel menyerbu Yehuda dan menghancurkan Yerusalem dan bait Salomo. Ini adalah penyerbuan yang ketiga. Dalam ketiga kesempatan tersebut orang Babel menangkap sejumlah orang Israel sebagai tawanan dan menempatkan mereka di Babilonia. Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego ditawan selama penyerbuan pertama.
            Sekitar 70 tahun setelah penyerbuan Babel yang pertama, Koresy, raja Persia (yang telah menaklukkan Babel) mengijinkan orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem membangun kembali bait Salomo.
            Di bawah kepemimpinan Zerubabel, orang-orang Yahudi yang tertawan ini kembali ke Yerusalem dan membangun bait Salomo kembali. Keadaan tampak membaik sejenak. Tampaknya seolah-olah Israel berada di ambang pintu untuk menjadi bangsa yang diberkati sekali lagi. Tapi mereka menolak untuk berbalik dari dosa-dosa yang telah membuat Tuhan menghukum nenek moyang mereka pada masa Daniel dan Nebukadnezar.
            Bait suci tidak terpelihara dan pesembahan-persembahan dihentikan. Orang-orang Yahudi tetap melakukan praktek-praktek keagamaan dan budaya bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Kondisi politik, sosial, dan kerohanian di Yerusalem sangat menyedihkan.
            Sementara itu, kembali ke Persia, seorang Yahudi bernama Nehemia mendengar tentang keadaan yang menyedihkan di tanah kelahirannya – dan ia merasakan sesuatu. Bahkan sesungguhnya, apa yang ia rasakan, dirasakannya secara mendalam sampai ia menangis. Sesungguhnya Nehemia bukan jenis orang yang mudah menangis. Ia bukan orang yang lemah dan bukan orang yang tidak stabil secara emosi. Tetapi hatinya terbakar. Dan bebannya mendorongnya untuk memperpanjang masa berdoa dan puasanya. Nehemia mencari kehendak Tuhan atas semua yang ia rasakan. Dan ternyata perasaan yang mendalam ini adalah awal dari lahirnya sebuah VISI. VISI Nehemia tidak dimulai sebagai VISI tetapi sebagai sebuah kepedulian, sebuah beban untuk negara dan bangsanya.
            B. Orville dan Wilbur Wright
            Minat pribadi Orville dan Wilbur Wright dalam hal penerbangan berawal dari masa kecil mereka. Di akhir musim gugut 1879, ayah mereka suatu petang pulang ke rumah dengan membawa sebuah benda yang disembunyikan di tangannya dan sebelum mereka melihat benda itu, ayah mereka melemparkannya ke udara. Semula mereka menduga benda itu akan jatuh ke lantai, sebaliknya benda itu melayang melintasi ruangan sampai benda itu menabrak langit-langit, di mana benda itu berputar sesaat, dan akhirnya terbentur ke lantai. Benda itu adalah sebuah mainan kecil, yang dikenal oleh para ilmuwan sebagai heliKopter, tetapi mereka – karena kekurangpengetahuan mereka terhadap ilmu pengetahuan-menjulukinya “kelelawar” Benda itu merupakan kerangka gabus dan bamboo, ditutupi dengan kertas, yang disusun dengan dua sekrup, digerakkan ke arah yang berlawanan melalui tali-tali karet yang dipilin. Sebuah mainan yang sangat ringkih dan hanya bertahan dalam waktu yang singkat di tangan anak-anak kecil, tetapi tidak akan terlupakan dalam ingatan. 
            Pengalaman masa kecil ini menumbuhkan di dalam diri kedua anak laki-laki ini suatu keinginan yang bernyala-nyala untuk terbang. Karena pengaruh dari blueprint mereka, visi itu akhirnya muncul dan siap untuk dikerjakan.
            Satu-satunya yang tidak mereka miliki adalah sarana. Maka mereka segera bekerja menyingkirkan hambatan-hambatan yang berdiri menghalangi di antara mereka dan impian mereka. Mereka mulai menciptakan helikopter mereka sendiri. Ketika mereka melakukannya, mereka tanpa sengaja menemukan prinsip-prinsip fisika yang akan membuka jalan mereka kepada keberhasilan penerbangan pesawat berpenumpang pertama. Dan pada tanggal 17 Desember 1903, pukul 10:35 pagi, Orville Wright menempatkan dirinya dalam sejarah dengan melaksanakan penerbangan pertama yang menggunakan mesin dan bertahan di atas permukaan tanah. Selama 12 detik melawan gaya tarik bumi, ia terbang sejauh 36 meter sepanjang bukit pasir di Pinggiran Carolina Utara. 
            Dalam bidang penerbangan, peristiwa bersejarah ini mencerminkan suatu permulaan. Tetapi bagi Orville dan Wilbur Wright, ini merupakan akhir dari perjalanan panjang dan melelahkan. Sebuah perjalanan yang diawali dengan sebuah mimpi yang biasa dimiliki oleh setiap anak laki-laki, yaitu keinginan untuk terbang. Tetapi apa yang oleh kebanyakan anak-anak ditinggalkan di dunia fantasi mereka, oleh Orville dan Wilbur Wright dipegang dengan kuat sebagai kenyataan yang bisa diwujudkan. Mereka percaya bahwa mereka bisa terbang dan HARUS TERBANG.
            3 (tiga) langkah untuk menetapkan VISI:

            1. Menemukan tujuan Anda
            Kebanyakan dari Anda pernah membuat teka-teki menyusun potongan-potongan gambar. Teka-teki yang menjengkelkan terdiri dari ratusan potong dimana 90% memiliki warna yang hampir sama. Beberapa dari Anda menyukai permainan ini, dan beberapa lagi membencinya (tebak disisi mana Anda berada?). Darimana Anda mulai mengerjakan teka-teki in? Kebanyakan memulai dari pinggir, yaitu potongan-potongan tepi yang lurus. Ada 2 (dua) alasan, alasan yang kedengarannya cerdik adalah bahwa apabila Anda meletakkan potongan-potongan bagian tepi ditempatnya, Anda memiliki suatu kerangka penunjuk untuk seluruh teka-teki itu. Alasan yang sebenarnya adalah bahwa potongan-potongan bagian tepi lebih mudah untuk dikerjakan.
            VISI banyak menyerupai teka-teki menyusun potongan-potongan gambar, sama halnya dengan menemukan tujuan Anda. Tujuan Anda akan menjadi bingkai dari sisa VISI. Selanjutnya Anda akan mudah untuk menemukan, mudah untuk melihat, dan mudah untuk menyusunnya.

            2. Menentukan sasaran Anda
            Menemukan tujuan Anda mungkin merupakan bagian tersulit dalam menetapkan VISI. Bagian dari VISI yang paling diperdebatkan dan mudah disalahpahami adalah menentukan sasaran. Menetapkan sasaran Anda adalah ide yang mantap dan Alkitabiah. Dan menetapkan sasaran adalah bagian penting dalam menetapkan VISI.

            3. Menentukan strategi Anda
            Anda sering membuat 2 (dua) kesalahan ketika berbicara masalah strategi. Kesalahan pertama adalah Anda menentukan strategi sebelum menetapkan tujuan dan sasarannya. Ini biasa terjadi karena Anda memiliki sejumlah program yang telah disepakati untuk dijalankan dan Anda bermaksud menjalankan program-program tersebut walau apapun yang terjadi. Kesalahan umum yang kedua adalah strategi Anda lebih tertuju kepada rencana bukan kepada proses. Sediakan waktu untuk merencanakan sebuah strategi. Mungkin akan terasa seperti membuang-buang waktu, tetapi jangan biarkan sesuatu yang tampaknya tidak mungkin dari VISI kita mencegah kita untuk mengembangkan sebuah strategi. Anggaplah kita memiliki sumber-sumber, lalu apa yang akan kita lakukan? Anggaplah kita memiliki waktu, lalu apa yang akan kita lakukan terlebih dahulu? Lalu yang kedua? Ketiga? Rencanakan seolah-olah kita tahu seseorang akan menemani kita dan memberikan kesempatan untuk mengejar VISI kita. Setidaknya kita memiliki gambaran kasar tentang apa yang seharusnya dan apa yang bisa terjadi di bidang-bidang penting dalam hidup kita. Jika saat yang tepat itu datang, apakah kita tahu apa yang harus kita lakukan? Dalam banyak kasus, kesempatan tanpa persiapan berakibat pada hilangnya kesempatan tersebut. Kita tidak tahu apa yang sedang direncanakan Allah. Lebih baik siap bahkan sekalipun tidak terjadi apa-apa daripada menanggung resiko kehilangan peluang ketika Allah memberikan peluang itu kepada kita.

Nehemia menentukan strategi
            Selain itu, Nehemia juga mengembangkan sebuah rencana. Strategi yang dibuat oleh Nehemia untuk mencapai VISInya adalah sbb :
1.       Meyakinkan raja agar mengizinkannya meninggalkan tugas agar dapat membangun kembali tembok di sekeliling kota pada tahun-tahun sebelumnya menjadi ancaman militer atas wilayah ini.
2.       Meyakinkan raja untuk memberikan dukungan keuangan kepada pembangunan proyek tersebut.
3.       Mendapat surat dari raja untuk para gubernur di daerah sekitarnya yang meminta mereka untuk menyediakan perlindungan keamanan sepanjang jalan.
4.       Menghubungi Asaf, penjaga hutan raja, menyediakan cukup kayu untuk membangun pintu gerbang kota serta rumah untuk Nehemia.
5.       Meminta status Gubernur Yehuda kepada raja.
6.       Mengatur dan memperlengkapi penduduk Yerusalem.
7.       Memulai pembangunan.
            Nehemia menghabiskan waktunya di bagian permulaan untuk berdoa dan merencanakan. Jika Allah menganugerahkan kepadanya kesempatan untuk mengungkapkan VISInya di hadapan raja, ia akan siap
III. Apa ciri-ciri orang yang hidup dalam VISI?MENANAMKAN DAN MEMBERITAHUKAN VISI

            Setelah bersiap-siap untuk VISI, Anda harus menetapkan VISI. Setelah menetapkan VISI, Anda harus menanamkan VISI itu dalam diri Anda. VISI  bukanlah sebuah pohon yang tumbuh subur dan menghasilkan buah. VISI adalah benih, dan sama seperti semua benih , VISI harus ditanam agar bertumbuh dan menghasilkan buah. Kalau VISI adalah benih, maka tanah yang tepat adalah hati dan pikiran Anda
            Ambilah waktu sejenak untuk merenungkan di mana Anda berada dalam proses VISI. Setelah kita memiliki keyakinan tentang VISI tersebut, kita tahu apa yang akan kita hadapi dan kita juga tahu apa yang akan kita lakukan, maka kita dapat menyampaikan VISI tersebut kepada orang lain. Tetapi kita juga harus tahu segala sesuatu yang ada untuk mengetahui lingkungan di mana kita mengharapkan orang lain untuk mengikuti kita. Kita tidak dapat mengerjakan VISI tersebut sendiri. Kita membutuhkan orang lain, sebagaimana Nehemia membutuhkan orang-orang Yerusalem untuk mengerjakan proyek visinya. Visi yang mampu menggerakkan terdiri dari empat komponen, yakni : masalahnya, solusinya, alasan mengapa sesuatu harus dilakukan, dan alasan mengapa sesuatu harus dikerjakan sekarang.
            Oleh karena itu, kita harus menjalin kemitraan yang mendukung. Dalam perjalanan kita mencapai VISI, akan ada banyak pihak yang berada di jalur kita. Mereka adalah pihak-pihak yang dihadirkan Tuhan untuk menolong, menguatkan, mengasah, bahkan menjadi saluran berkat bagi kita.  Jika Anda telah memberitahukan VISI, Anda harus hidup dengan VISI tersebut.

           
IV.  MENERAPKAN VISI

            Jika Anda telah menemukan VISI dan Anda mulai menjalankan VISI, Anda akan melihat banyak perubahan yang perlu dilakukan. Bagaimana Anda menerapkan VISI akan banyak berkaitan dengan apakah VISI Anda bisa berjalan atau tidak.


V. Kendala yang mungkin dihadapi saat hidup dalam VISI? – MENGHADAPI GANGGUAN
IV.1 Kritikan
            VISI mudah dikritik. VISI mengundang kritikan. VISI sulit dipertahankan terhadap kritikan. VISI sering mati karena kritikan. VISI mengandung dua aspek yang keduanya sering mengundang tanggapan yang negatif, yaitu perubahan dan kesenjangan. Kapan saja kita berusaha membawa perubahan, perubahan itu mengakibatkan rasa tidak aman bagi mereka yang telah terbiasa dengan apa yang telah ada dan yang selama ini selalu demikian. Dalam konteks inilah, sebuah VISI seringkali dianggap sebagai suatu ancaman. Dan akibatnya adalah sesuatu yang biasa jika emosi negatif yang ditimbulkan oleh sebuah VISI dalam diri orang-orang diekspresikan dalam bentuk kritikan.
            VISI juga mudah dikritik karena kesenjangan yang diwarisinya. Sifat alamiah sebuah VISI adalah bahwa informasi yang kuat lebih banyak pada aspek apa ketimbang pada aspek bagaimana. Ada banyak lubang dalam perencanaan. Selama seseorang hanya ingin meminta klarifikasi dari apa yang kita inginkan untuk terjadi, kita tetap baik-baik saja. Tetapi sekali ia mulai menanyakan bagaimana rencana kita untuk mewujudkannya, maka kemungkinan sangat kecil. Itulah sifat alamiah dari sebuah VISI. Kesenjangan dalam perencanaan ini membuat VISI menjadi sasaran kritikan. Cukup dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti, ”Tetapi bagaimana dengan..?” maka Anda dapat melucuti hampir semua VISI apa pun. Makin baru suatu VISI, makin rentan ia terhadap deretan pertanyaan yang merusak, dan menyurutkan semangat semacam ini.
SOLUSI :
1.       Berdoa (NEHEMIA 4:4-5)
2.       Ingat kepada sumber visi → ada intervensi Allah. Ingatan-ingatan ini memberikan keberanian kepada kita untuk melangkah di balik semua kritikan.
3.       Revisi rencana → Tanggapi kritikan dengan penuh strategi. VISI diperbaharui, tetapi tidak berubah, sedangkan rencan direvisi karena rencana jarang tetap sama.

IV.2 Kesempatan
            Setiap hari dalam hidup kita, berbagai kesempatan yang datang berpotensi mengalihkan kita dari hal-hal utama yang Allah kehendaki untuk kita lakukan. Kesempatan-kesempatan dalam hal hiburan, atletis, keuangan, kesempatan yang bersifat hubungan atau relasional, kesempatan religius, kesempatan investasi, kesempatan berkarier, kesempatan bisnis, kesempatan berlibur, dll. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan hal-hal yang penting, kita harus belajar untuk mengatakan tidak terhadap hal-hal yang baik, Yang lebih sering terjadi adalah hal-hal yang baiklah yang mempunyai potensi terbesar untuk membelokkan kita dari mengerjakan hal-hal yang terbaik, yaitu hal-hal yang terkait dengan VISI. 

IV.3 Ketakutan
            Setiap VISI melibatkan unsur-unsur dari yang tidak diketahui. Pada tahap-tahap awal, ada lebih banyak unsur yang tidak diketahui dibandingkan yang dikenal. Unsur yang tidak dikenal ini adalah tanah yang subur untuk tumbuhnya ketakutan. Akibatnya setiap orang yang memiliki VISI harus menghadapi dan bekerja melewati skenario ”bagaimana kalau?..”
SOLUSI :
            Jangan membiarkan ketakutan terhadap apa yang belum diketahui menyebabkan kita kehilangan apa yang Allah ingin kerjakan melalui kita. Jangan membiarkan ketakutan mengganggu kita dari apa yang kita percayai bisa dan seharusnya terjadi. 


VI. KOREKSI DAN EVALUASI SEMENTARA
           
            Sebuah VISI yang sudah tercapai akan menyebabkan keterbukaan terhadap perubahan selanjutnya. Mengapa? karena Anda memiliki sebuah hasil “laporan” yang menjamin.
            Tidak ada hal yang bisa menghentikan pekerjaan Allah kalau Anda tidak mencuri pujian untuk apa yang telah Allah lakukan. Kesalehan dan kesombongan tidak bisa berada berdampingan dalam diri Anda. Selama Anda tetap terkesan dengan Allah dan tidak terkesan dengan diri sendiri, Allah akan melakukan hal-hal yang mengesankan dalam diri Anda.