By: Angga Rio Pradika Ginting
Teknik Transmisi @ 38
SMKN 1 CIMAHI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Laporan ini merupakan
suatu tugas yang dilaksanakan oleh para siswa dalam jangka waktu yang cukup
lama khususnya pada jurusan Teknik Transmisi, yang bertujuan untuk :
1. Memenuhi nilai standar
kompetensi siswa dalam mata pelajaran Perakitan yang dilaksanakan di setiap semester2
dalam tingkat 10.
2. Para siswa dituntut
untuk bisa membuat sebuah alat elektronika dalam tingkat yang masih dasar,
mulai dari perencanaan hingga pembuatan.
3. Siswa diharapkan lebih
memahami dan mengenal komponen, cara membuat PCB, dan lain-lain.
Pada kesempatan ini
penulis akan menjelaskan sedikit dari ilmu pengetahuan elektronika yaitu cara
membuat Amplifier, dalamlaporan ini
penulis maksimal memberikan informasi sedetail-detailnya meskipun masih banyak
kekurangan contohnya bahan, peralatan, cara membuat dan melubangi PCB sampai
dengan cara melarutkan.
Pekerjaan
itu semua dikerjakan secara individual, dan harus diselesaikan dalam jangka
waktu yang sudah ditentukan.dalam hal pengerjaan, siswa dituntut untuk
membuatnya secara baik dan benar, baik dari pertama hingga penyelesaian.
Setelah
pembuatan alat elektronika tersebut, para siswa diwajibkan untuk membuat sebuah
laporan, yang artinya itu akhir dari tugas pembuatan Amplifiers, laporan yang dibuat
harus sesuai fakta dan nyata.
Terakhir penulis
sangat-sangat berterima kasih kepada guru-guru jurusan Teknik Transmisi yang sudah
memberikan ilmunya walaupun hanya sedikit akan tetapi itu semua sangat berarti
bagi penulis.
Terutama
Bpk.Ipit, Ibu Elis, danBpk.Heru yang sudah
sangat berjasa memberikan ilmunya dengan maksimal yang sehingga penulis dapat
melakukan tugasnya dengan maksimal, dan mohon maaf apabila penulis belum dapat
mengaplikasikan ilmu yang diberikan para guru secara maksimal.
1.2 Tujuan
Tujuanya
dibuat rangkaian elektronika dan laporan ini adalah salah satunya untuk
memenuhi nilai standar kompetensi siswa dalam mata pelajaran Perakitan yang
akhirnya para siswa diharapkan untuk dapat lulus pada tugas akhir semester 2, dan juga bermanfaat
bagi pengguna.
Adapun
tujuan dari Perakitan ini :
a)
Melatih
Kerajinan
Para siswa di tuntut
agar tidak malas dalam mengerjakan tugas akhir semester ini agar hasil yang dikeluarkan
akan itu baik.
b)
Pengetahuan
elektronika
Para siswa harus dapat
mengetahui bentuk dan macam-macam komponen yang sesuai digunakan dalam Perakitannya.
Selain itu pun dalam karakteristik masing-masing komponen siswa harus
mengetahuinya, Mengetahui fungsi dan
kegunaan dari komponen-komponen elektronika.
c)
Cara
penggunan perkakas
Para siswa wajib
mengetahui dan menggunakan berbagai macam perkakas yang digunakan dalalm
praktik perakitan dan pembuatan rangkaian tersebut, baik yang sudah dipelajari
maupun tidak sama sekali.
d)
Alat
ukur
Para siswa harus
mengetahui dan dapat mengoprasikan atau menggunakan alat ukur yang dipergunakan
dalam praktik pengujian dan pengukuran alat atau rangkaian elektronika.
e)
Pengalaman
Para siswa dapat
menambah pengalaman kerja ilmiah dalam bidangnya dan lebih memperlancar dalam
pembuatan laporan kerja ilmiah yang sesuai dengan aturan pembuatan laporan
ilmiah dan tata bahasa.
1.3 MetodePengumpulan Data
Metoda yang
digunakandalampengumpulan data yaitudengancara :
·
Interview kepada
guru yang bersangkutandanrekan – rekan.
·
Studikerumahtetangga.
·
Pencarian data –
data dengancaramelakukan browsing di internet.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Dasar TeoriRangkaian
Ini
Amplifier inimerupakanbagiandari system elektronika,
yang dimaksuddengan system elektronikaadalahsuatuelemen yang
salingberkaitansatusamalainyadalamrangkaian yang
menggunakanaruslemah,aruslemahbiasadigunakan pada amplifier yang
akhirnyadapatmenghasikandaya yang lebihbesar yang
dapatdigunakanuntukpengerassuara.
Amplifier pada sat inibanyakdipergunakan di studio –
studio music, radio, bahkan di rumahjuga, karena amplifier
inisangatbergunaunutkkehidupansehari – hari, amplifier
terdiridaribeberaparangkaian, yaitu : Power Supply, Pre Mic, Tone Control dan
Power Amplifier.
Daya yang dihasilkanoleh amplifier
itudapatmemberikankegunaansebagai power untukmenghasilkansuara yang lebihbesardanlebihbeninglagidarisuaraaslinya,
selainitujugapenggunaandapatmengaturbesarkecilnya volume, bass, dan treble
denganmenggunakanpotensiometer yang telahterdapatpadarangkaiantersebut.
Pencatu Daya (Inggris: power supply) adalah sebuah piranti elektronika yang berguna
sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Pada dasarnya
pencatu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja,
namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi
yang lain.
Pencatu daya
listrik
Secara garis besar, pencatu daya listrik
dibagi menjadi dua macam, yaitu pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya
distabilkan. Pencatu daya tak distabilkan dan Pencatu daya distabilkan.
•
Pencatu daya tak distabilkan merupakan jenis
pencatu daya yang paling sederhana. Pada pencatu daya jenis ini, tegangan
maaupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan, sehingga
berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran. Pencatu
daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika sederhana yang tidak
sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak digunakan pada
penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada
penguat.
•
Pencatu daya distabilkan, pencatu jenis ini
menggunakan suatu mekanisme loloh balik untuk menstabilkan
tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan, beban keluaran,
maupun dengung. Ada dua jenis kalang yang digunakan untuk menstabilkan tegangan
keluaran, antara lain:
•
Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu
daya yang umum digunakan. Cara kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah
tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian disearahkan dengan
menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan di
bagian akhir ditambahkan kondensator sebagai penghalus
tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini tidak
terlalu bergelombang. Selain menggunakan dioda sebagai penyearah,
rangkaian lain dari jenis ini dapat menggunakan regulatortegangan linier
sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik daripada rangkaian yang
menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya dapat menghasilkan tegangan
DC yang bervariasi antara 0 - 60 Volt dengan arus antara
0 - 10 Ampere.
2.3 Power Amplifier
Power Amplifier adalah alat untuk
meningkatkan daya dari sinyal dengan menggunakan sumber energi eksternal.
Dalam sebuah penguat
elektronik ,
masukan "sinyal" biasanya tegangan atau arus. Jenis lain ada; sebuah penguat fluidic meningkatkan kekuatan sinyal
direpresentasikan sebagai aliran gas atau cairan, misalnya. Penguat dapat
diklasifikasikan dalam berbagai cara tergantung pada aplikasi mereka, rentang
freqeuncy mereka menutupi, atau perangkat aktif digunakan. Idealnya amplifier
meningkatkan kekuatan sinyal tanpa dinyatakan mengubah itu; amplifier praktis
memiliki distorsi dan kebisingan yang terbatas mereka selalu menambah sinyal.
Perangkat yang mengkonversi sinyal dari satu jenis yang
lain (misalnya, lampu sinyal di foton ke DC sinyal dalam ampere ) adalah transduser, sebuah transformator, atau sensor. Namun, tidak satu pun memperkuat kekuasaan . amplifier
Elektronik
Ada banyak jenis amplifier elektronik, yang biasa
digunakan dalam radio dan televisipemancar dan penerima , tinggi
kesetiaan
("hi-fi") stereo peralatan, mikrokomputer dan peralatan digital
lainnya elektronik, dan gitar dan amplifier instrumen. Komponen penting termasuk perangkat
aktif ,
seperti tabung
vakum atau transistor.
2.4 Cara Kerja Rangkaian
Cara kerja rangkaian ini yaitu mengubah tegangan AC menjadi
DC, dengan melwati dioda tegangan tersebut akan berubah, apabila steker pada
power supply di colokan, maka otomatis tegangan PLN akan mengalir pada power
supply, pada saat mengalir, tegangan akan melewati trafo dahulu, trafo yang
berjenis step down, dan mengakibatkan tegangan yang masuk akan diperkecil oleh trafo,
contohnya apabila power supply menerima tegangan 220 V, dengan menggunakan
trafo berjenis step down, tegangan tersebut akan berubah menjadi 12 V, tegangan
yang melewati trafo dapat kita atur sesuai dengan keinginan kita seperti 12
V,15 V, dan 18 V.
Apabila tegangan sudah diperkecil oleh power supply,
tegangan akan mengalir pada komponen-komponen yang berada pada jalur PCB,
disana banyak sekali proses perubahan, dan yang paling menonjol perubahan
tersebut, ditunjukan oleh dioda yaitu yang membuat tegangan AC menjadi tegangan
DC, maka dari itu pada rangkaian ini dioda sangat dibutuhkan, apabila tegangan
AC sudah berubah menjadi tegangan DC, tegangan pun siap berfungsi memberi
tegangan pada rangkaian lain, dengan jumlah tegangan yang seperti 12 V, 15 V,
18 V dan lain-lain, dan artinya power supply tersebut berjalan dengan baik.
Rangkaian
pengukur ketinggian ini disusun oleh beberapa komponen – komponen elektronika
yaitu :
1.
RESISTOR
Resitor
(hambatan listrik) berfungsi nutuk mendalikan arus listrik yang lewat pada
rangkaian elektronika, dan mengendalikan nilai tegangan listrik. Resistor
dibagi dalam jenis resistor bernilai tetap (resistor statis) dan resistor
bernilai berubah-ubah (variabel resistor). Resistor statis memiliki sebuah
nilai tahanan listrik yang tetap. Sedangkan variabel resistor memiliki tahanan
listrik yang berada dalam suatu rentang jangkauan.
a)
Resistor statis
Gambar
1.1 Resistor Gambar
1.2 lambang Resistor
Resistor statis atau
resistor bernilai tetap disusun menggunakan cincin – cincin warna, cincin –
cincin warna tersebut dapat berjumlah 3 warna, 4 warna, 5 warna bahkan 6 warna.
Cincin itu berfungsi sebagai kode nilai resistor, warna cincin berbeda – beda
sesuai nilai resistor yang dibutuhkan.
Tabel
Kode Warna Cincin Resistor
Warna cincin
|
Cincin 1
|
Cincin 2
|
Cincin 3
|
Cincin 4
|
Cincin 5
|
Hitam
|
0
|
0
|
0
|
x
|
|
Coklat
|
1
|
1
|
1
|
x
|
±1%
|
Merah
|
2
|
2
|
2
|
x
|
±2%
|
Jingga
|
3
|
3
|
3
|
x
|
-
|
Kuning
|
4
|
4
|
4
|
x
|
-
|
Hijau
|
5
|
5
|
5
|
x
|
-
|
Ungu
|
6
|
6
|
6
|
x
|
-
|
Abu – abu
|
7
|
7
|
7
|
x
|
-
|
Putih
|
8
|
8
|
8
|
x
|
-
|
Emas
|
-
|
-
|
-
|
x
|
±5%
|
Perak
|
-
|
-
|
-
|
x
|
±10%
|
Tanpa warna
|
-
|
-
|
-
|
-
|
±20%
|
Tabel
diatas adalah tabel kode warna pada resistor statis 4 cincin.
2.
TRANSISTOR
Gambar 1.6
Bentuk-bentuk Transistor
Transistor merupakan
komponen elektronika pertama yang mengantarkan dunia elektronika klasik menuju
elektronika modern. Transistor pada umunya berfungsi sebagai sakelar dan
komponen penguat tegangan atau arus listrik.
Dan juga Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.
Jenis-jenis transistor
PNP
|
P-channel
|
||
NPN
|
N-channel
|
||
BJT
|
JFET
|
Gambar
1.7 Simbol Transistor dari Berbagai Tipe
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan
berdasarkan banyak kategori:
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon,
Gallium Arsenide
Kemasan
fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan
lain-lain
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
Polaritas:
NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
Maximum
kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
Maximum
frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave,
dan lain-lain
Aplikasi:
Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
3. DIODA
Gambar 1.8 dioda Gambar
1.9 macam-macam bentuk dioda
Dalam
elektronika, dioda adalah
komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki saluran ketiga
sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif
dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena
karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator
variabel) digunakan sebagai kondensator
terkendali tegangan.
Sifat kesearahan
yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik
menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus
listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk
menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya,
dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan.
Jenis-jenis dioda semikonduktor
Dioda
|
|
Gambar 2.0 Simbol
berbagai jenis dioda
Gambar 2.1 Dioda
4.
TRAFO
Transformator (trafo) berfungsi untuk memindahkan daya
listrik (baik arus maupun tegangan) dari kumparan primer ke kumparan sekunder
yang dilakukan secara induksi dengan maksud menaikan atau menurunkan daya
listrik tersebut.
Transformator memiliki dua buah lilitan. Lilitan yang
disambungkan pada sebuah sumber tegangan bolak-balik disebut lilitan primer.
Sedangkan lilitan yang terhubung ke beban disebut lilitan sekunder.
Bila lilitan sekunder lebih banyak dibandingkan
lilitan primer maka trafo disebut penaik tegangan (step up), dan sebaliknya
disebut trafo penurun tegangan (step down).
Rumus-rumus perbandingan lilitan primer dan lilitan
sekunder adalah sebagai berikut :
Ep : Es : Np : Ns sedangkan untuk arus maka Ep : Es:
Is : Ip
Gambar
2.3 ilustrasi trafo
5.
KAPASITOR
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael
Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor",
namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada
tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan
bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa
Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
"condensatore", bahasa
Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator
atau Spanyol Condensador.
Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Gambar 3.1 Lambang kondensator (mempunyai kutub)
pada skema elektronika.
Sedangkan
jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing
baju.
Gambar 3.2 Lambang kapasitor (tidak mempunyai
kutub) pada skema elektronika.
Namun
kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap
negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini
kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan
digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering
disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu
elektronika disingkat dengan huruf (C).
Gambar 3.3 Kapasitor dalam rangkaian
elektronik
Kapasitansi
Satuan dari
kapasitansi kondensator adalah Farad (F).
Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:
Pikofarad (pF)
=
Nanofarad (nF)
=
Microfarad (
) =
Kapasitansi dari
kondensator dapat ditentukan dengan rumus:
C : Kapasitansi
ε0 : permitivitas hampa
εr : permitivitas relatif
A : luas pelat
Adapun cara
memperbesar kapasitansi kapasitor atau kondensator dengan jalan:
1.
Menyusunnya
berlapis-lapis.
2.
Memperluas
permukaan variabel.
3. Memakai bahan dengan daya tembus besar. Jenis kondensator
Berdasarkan
kegunaannya kondensator dibagi dalam:
Kondensator elektrolit
Gambar 3.4 Kapasitor
Bermacam-macam
bentuk Kondensator elektrolit (Electrolytic Condenser)
Kondensator elektrolit
atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator
yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang
panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 µF
(mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase
kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.
Gambar
3.6 bentuk fisik kapasitor
Tampak pada gambar diatas
polaritas negatif pada kaki Kondensator Elektrolit.
Selain
kondensator elektrolit yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada juga
kondensator yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.
Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah:
1.
Kering (kapasitasnya berubah)
2.
Konsleting
3.
Meledak, yang dikarenakan salah dalam
pemberian tegangan positif dan negatifnya, jika batas maksimum voltase
dilampaui juga bisa meledak.
6.
INTEGRATED
CIRCUIT
IC adalah komponen semikonduktor
ekuivalensi dari ratusan atau bahkan ribuan komponen lain. Tetapi IC mempunyai
komponen terpisah, rangkaian dibentuk pada sekeping kecil silikon. Dengan cara ini rangkaian yang sangat rumit
dapat dibuat pada ruangan yang sangat kecil. Ada dua komponen utama rangkaian
terpadu yaitu : TTL (Transistor Transistor Logic) dan CMOS (Complementary
Metal Oxide Semiconductor). Kedua komponen rangkaian terpadu ini meliputi IC
Digital. Keluarga CMOS juga meliputi IC-IC analog dari beberapa IC yang
memiliki rangkaian analog dan digital pada chip yang sama.
Beberapa bentuk IC
IC TTL (Integrated
Circuit Transistor Transistor Logic)
Transistor dalam IC digital dibuat
pada keping silikon dengan cara yang sama dengan IC analog. Kondisi dua keadaan
(ON/FF) adalah jantung dari logika digital dan komputer digital. Dengan
mengendalikan kondisi ON/OFF transistor pada IC digital, dapat dibuat berbagai
fungsi logika. ada tiga fungsi
logika dasar yaitu AND, OR dan NOT seperti yang telah dibahas pada sub judul
gerbang logika. IC ini merupakan tegangan sumber antara 4,75 Volt-5,25 Volt
sehingga banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian digital.
IC CMOS (IC
Complementary Metal Oxide Semiconductor)
Pada prinsipnya IC TTL dan IC CMOS
mempunyai dasar pengertian yang sama. Apabila pengetahuan mengenai IC TTL sudah
dikuasai maka untuk memahami IC CMOS tidak akan menemui kesulitan. Walaupun
demikian ada beberapa perbedaan, juga keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan
yang paling menonjol dalam penggunaan IC CMOS adalah konsumsi dayanya yang
rendah dan memungkinkan pemilihan tegangan sumbernya yang jauh lebih lebar.
Proyek-proyek yang menggunakan IC CMOS akan mengkonsumsi baterai dalam waktu
yang jauh lebih lama dilebarbidangingkan dengan rangkaian yang sama dengan
menggunakan IC TTL. Tegangan sumbernya jauh lebih lebar yaitu antara 3 V sampai
15 V. level pengsaklaran CMOS merupakan fungsi dari tegangan sumber. Makin
tinggi sumber tegangan akan sebesar tegangan yang memisahkan antara keadaan “1”
dan “0”. Ini merupakan keuntungan tersendiri, karena rangkaiannya menjadi tahan
terhadap desah level tinggi. Pemisahan antara “0” dan “1” yang lebar akan
menurunkan penerimaan terhadap pengsaklaran yang salah akibat adanya loncatan
tegangan.
Kerugiannya adalah meningkatkan
kemungkinan rusaknya komponen akibat elektrostatis dan harganya lebih mahal. Karena
itu IC CMOS dikemas dengan bahan konduktif. Hindarkan sentuhan langsung dengan
jari ke pin-pinnya. Sebagai catatan, semua masukan CMOS harus dibumikan (ground)
atau dihubungkan ke sumber tegangan. Tidak seperti IC TTL yang dapat beroperasi
walaupun ada beberapa masukannya yang diambangkan IC CMOS akan beroperasi
secara salah jika ada masukannya yang tidak diambangkan.
Gambar 4.0 IC di dalam sebuah
sirkuit elektronik
Hanya setengah abad setelah
penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana. Radio, televisi, komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang merupakan bagian
penting dari masyarakat modern. Contohnya, sistem transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan
alat ini. Banyak skolar percaya bahwa revolusi
digital
yang dibawa oleh sirkuit terpadu merupakan salah satu kejadian penting dalam
sejarah umat manusia. IC mempunyai ukuran seukuran tutup
pena sampai ukuran ibu jari dan dapat diisi sampai 250 kali dan
digunakan pada alat elektronika.
2.5 Sistematika Kerja
1.
Menyiapkan
Rangkaian
Menyiapkan rangkaian yang akan
dibuat, boleh langsung pada PCB ataupu sketsa dahulu.
2.
Layout
Cetak hasil layout pada komputer, lalu pindahkan layout yang baru saja
dicetak ke PCB.
3.
Pelarutan
Setelah tercatak pada PCB yakinkan hasil cetakan
bagus dan tidak berlubang, lalu larutkan dengan larutan Fericlorit, sampai
terbentuk ssesuai hasil layout yang diinginkan.
4.
Pengeboran
Setelah pelarutan, buatlah lubang sebesar kaki komponen
pada tiap-tiap tempat yang telah ditentukan dengan menggunakan bor.
5.
Perakitan
Rakitkan komponen pada tempat yang telah
ditentukan, dengan menggunakan solder.
6.
Pemasangan
rangkaian pada Box
Rangkaian yang sudah dirakit
kemudian dimasukan dan dipasang ke dalam box plastik (acrilic), agar rangkaian
dapat bertahan lama.
7.
Pengukuran
Ukur arus pada tiap-tiap test point, untuk
mengetahui kerja dari alt itu.
8.
Uji coba
Uji cobakan alat sesuai dengan cara kerja dan
fungsi alat tersebut hingga semua fungsi dari alat tersebut teruji dengan
berfungsi secara baik.
BAB III
PERAKITAN
3.1 Peralatan yang di
butuhkan
Peralatan
Peralatan yang di butuhkan pada saat
membuat alat elektronika pengukur ketinggian air otomatis sebagai berikut :
· CUTTER
Untuk merapihkan rugos yang tidak sesuai
dengan tempatnya dan juga dapat sebagai alat bantu pada saat memotongkan PCB.
· PENSIL
Membuat sketsa layout dengan membuat garis
– garis tipis.
· PENGHAPUS
Untuk menghapus apabila pada saat membuat
sketsa terjadi kesalahan.
· PENGSERUT
Untuk mempertajam ujung pensil pada saat
membuat sketsa layout.
· TOOLKIT
Sebagai sarana alat tambahan untuk keperluan
kita dalam membuat layout.
· AVOMETER
Untuk membuktikan atau menguji apakah jalur
pada PCB terhubung atau tidak
· SOLDER
Untuk membantu
menghubungkan komponen dengan PCB dengan bantuan timah.
·
PENYEDOT
TIMAH
Untuk menyedot timah
yang tidak diperlukan pada PCB atau terdapat kesalahan pada saat menyolder.
·
BOR
LISTRIK
Untuk melubangi PCB,
sesuai dengan tempat komponenya masing – masing.
· ABU GOSOK / AMPLAS
Untuk menghaluskan sisi - sisi PCB.
·
TEMPAT
MELARUT
Sebagai tempat untuk
melarutkan PCB, dapat menggunakan larutan FeCL.
·
KAIN
LAP
Untuk membersihkan
kotoran – kotoran hasil larutan.
·
AKRILIK
Sebagai cassing PCB.
·
SPIDOL
OPM
Untuk membuat tata
jalur rangkaian. Dengan ketebalan dan ketopisan tertentu.
·
PENGGARIS
Untuk membuat garis –
gaaris pada layout agar terlihat lurus dan rapih
Bahan
bahan yang di butuhkan pada saat membuat
alat elektronika pengukur ketinggian air otomatis sebagai berikut :
·
RUGOS
Sebagai sarana praktis
untuk membuat jalur – jalur pada PCB, karena dengan kita menggosoknya, garis
pun akan tercipta dengan rapih dan bersih.
·
LARUTAN
Untuk menghilangkan
timah yang tidak diperlukan pada saat membuat layout pada PCB. Contohnya
larutan FeCl. Larutan ini mudah dijumpai pada toko – toko elektronik, selain
mudah dijumpai harganya pun murah.
·
TIMAH
Untuk membantu
menempelkan komponen pada PCB dengan bantuan solder. Haraganya sangat relatif
murah.
·
MATA
BOR
Mata bor sangat
berpengaruh pada saat menghubungkan komponen pada PCB, karena harus sesuai
dengan diameter komponen tersebut. apabila tidak pas dengan diameter yang
ditentukan. Nanti setelah selesai hasil yang dikeluarkan akan tidak maksimal.
·
PCB
Sebagai tempat untuk
membuat jalur rangkaian, dan setelah melakukan etching pada PCB biasanya PCB
langsung dilarutkan pada larutan, lebih baik menggunakan bahan PCB yang
fiberglass karena lebih cepat pada saat pelarutan dibandingkan dengan bahan yang
bernama fanilik, dan akhir dari penyelesaian, hasil yagn dikeliarkan jauh lebih
baik fiberglass dibandingkan fanilik.
3.2
Keselamatan
dan kesehatan kerja
Keselamatan
kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu pekerjaan, contohnya pada
saat menyolder, penempatan keselamatan kerja sebagai prioritas yagn tidak dapat
ditawar sebab merupakan sifat dasar yang membahayakan untuk kelangsungan
pekerjaan.
Apabila
dalam kelangsungan pekerjaan terjadi kecelakaan, merupakan suatu kesalahan yang
seharusnya diharapkan dapat dihindari sebelumnya, dengan adanya kehati-hatian
kita kita dapat terhindar dari kecelakaan kerja yang dapat terjadi kapan saja
saat kita sedang melangsungkan pekerjaan.
Dengan
menggunakan perlengkapan K3, contohnya jas lab kita dapat terhindar dengan
solder dan agar pakaian menjadi lebih bersih dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan jas lab, agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah kita harus
menggunakan alas kaki, dimaksudkan agar tidak terjadi kontak langsung dengan
tanah karena tanah merupakan suatu zat yang bermuatan negative atau ground yang
dapat menjadi penyalur atau penghubung kita dengan arus listrik.
Maka
dari itu pada saat kita mengerjakan Perakitan kita harus banyak berhati-hati,
apalagi padasaat menyolder dan mengebor, karena apabila terjadi kesalahan
sedikit saja akan berdampak bagi diri sendiri dan orang lain.
Diharapkan
kepada para siswa yang berkerja agar tidak ceroboh pada saat bekerja karena itu
akan berdampak negative bagi kita semua.
3.3
Proses
pembuatan layout pada PCB
Langkah
pertama yaitu membuat layout pada PCB, ada beberapa cara untuk membuat layout
pada PCB yaitu :
I.
Manual : mengguanakan Pensil, Penggaris, spidol
OPM dan juga Rugos.
II.
Auto :menggunakan komputer lalu hasilnya
disetrika pada PCB.
Pada
kesempatan pertama ini yaitu membuat layout pada PCB, kita akan menggunakan
cara manual, bahan dan peralatan yang akan kita gunakan pada saat membuat
layout seperti PCB, Penggaris, Pensil, Penghapus, Pengserut, Rugos, Skema
Rangkaian dan Cutter. Selanjutnya ikuti langkah-langkah berikut :
·
Pertama- tama kita buat
sketsa pada PCB sesuai dengan skema rangkaian yang kita punyai. Gunakanlah
pensil , penggaris dan penghapus untuk membuat sketsa. Hal –hal yang harus
diperhatikan pada saat membuat sketsa rangkaian yaitu: tidak ceroboh pada saat
menempatkan garis dan lubang pada PCB karena apabila salah akan sangat fatal
dan satu lagi tidak terburu-buru dalam hal membuat sketsa.biarpun lama yang
penting bagus, teratur dan rapih.
·
Setelah kita menglaksanakan etching kita
tempel garis – garis yang di buat sketsa tadi dengan menggunakan Rugos, pada
saat menggunakan rugos garis, rugos lubang, dan rugos huruf, kita harus
berhati-hati karena rugos sulit untuk diatur sebelum kita terbiasa, dan apabila
ada rugos yang melampaui batas sketsa kita dapat merapihkanya dengan
menggunakan cutter, perlu diperhatikan, pada saat kita merapihkan menggunakan
cutter, kita harus menggoreskanya secara perlahan-lahan, karena apabila terlalu
bertenaga akan dapat merusak PCB tersebut, dan apabila ada rugos yang belum
terhubung kita dapat menggunkan spidol OPM untuk menambalnya, alangkah baiknya
kita lebih mendahului rugos lubang dibandingkan dengan yang lainya.
3.4 SkemaRangkaian
Gb. 3.1.a Skema
rangkaian tone control mono
Gb. 3.1.b Skema
rangkaian Power Amplifier
Gambar
layout dan tata letak TONE CONTROL MONO :
Gambar
layout dan tata letak komponen POWER APLIFIER :
Gambar
layout dan tata letak komponen PRE MIC :
3.5 Proses pelarutan
Langkah
berikutnya yaitu melarutkan PCB pada larutan
, pada saat melarutkan penulis
menggunakan air panas yang menggolak, karena dengan menggunakan air panas
proses pelarutan akan lebih cepat dibandingkan dengan yang menggunakan air yang
berasuhu rendah.
Pada
saat air mendidih PCB dicelupkan pada wadah yang sudah disediakan lalu sambil
menunggu, PCB dalam wadah tersebut digoyangkan, karena agar tembaga atau
kondutor yang terdapat pada PCB hilang terlarut.
Setelah
digoyangkan kurang lebih selama 10 menit, PCB yang dilarut diangkat lalu
dibersihkan dengan menggunakan kain lap, tunggulah selama kurang lebih 5 hingga
PCB terlihat kering.
Setelah
PCB yang sudah dilarut itu kering, lalu PCB tersebut kita dapat bersihkan
dengan menggunakan amplas yang kasar, dengan menggunakan amplas yang kasar, PCB
akan terlihat bersih dan cemerlang.
3.6
Proses
pengeboran
Tahap
terakhir dalam proses pembuatan yaitu pengeboran, dalam tahap pengeboran yang
perhatikan yaitu:
·
Letakan mata bor pada
ujung bor listrik, kencangkan mata bor pada leher ujung mata bor.
·
Tempelkan steker bor
listrik pada stop kontak.
·
Setelah bor listrik
menyala, letakan PCB pada penampang bor listrik.
·
Lalu bor lubang PCB
sesuai dengan yang ditentukan.
·
Jauhkan tangan dari bor
listrik.
·
Pada saat melubangi PCB,
tiuplah sisa-sisa PCB yang telah dilubangi agar tidak menghalangi pengelihatan
kita pada saat melubangi.
BAB IV
PEMASANGAN KOMPONEN
4.1
Proses
pemasangan komponen
Dalam
tahap pertama perakitan ini, yaitu pemasangan komponen, dalam tahap pemasangan
komponen kita alangkah baiknya mendahulukan komponen pasif terlebih dahulu
seperti kapasitor dan resistor, lalu dilanjutkan dengan komponen aktif.
Gunakanlah
tang lancip untuk meluruskan atau membengkokan kaki-kaki komponen, karena
dengan menggunakan tang lancip kaki komponen akan masuk ke lubang PCB dengan
mudah dan rapih, dan kebengkokanya itu harus didapatkan
, apabila kaki komponen tidak cukup pada
lubang PCB, diwajibkan untuk kita agar melubanginya lagi dengan diameter mata
bor yang lebih besar lagi, dan apabila lubang pada PCB terlalu besar untuk kita
pasang, kita boleh saja langsung memasukanya, akan tetapi harus diperkirakan,
apakah lubang itu tidak terlalu besar untuk kita masuki kaki komponen, apabila
lubang pada PCB terlalu besar kita harus mengulanginya lagi, karena apabila
dipaksakan hasil yang dihasilnya akan tidak terlalu sempurna, dan apabila
lubang PCB kira – kira dapat dimasuki, kita masih dapat mengusahakan itu dengan
cara menyoldernya, posisi komponen diatas PCB tampak atas harus teratur dan
dilihat dari sisi estetika elektronika harus indah, Terkahir kita merapihkan
bahan dan peralatan yang sudah dipergunakan.
4.2
Proses
penyolderan
Proses
penyolderan, proses ini diperlukan hati-hati yang sangat perlu, karena apabila
kita tidak berhati-hati, dampaknya itu sangat berbahaya, contohnya apabila
tangan kita terkena solder akibatnya tangan kita akan terbakar dan kulit kita
terkelupas, maka dari itu sangat diperlukan K3.
Hasil
dari penyolderan yang dapat diandalkan tergantung atas :
·
Penyambungan yang baik
(joint fit), artinya sambungan memenuhi persyaratan tersebut diatas.
·
Persiapan permukaan
yang baik, artinya permukaan yang disolder harus dipertinan ( dilapisi timah )
dan dibersihkan sebagai berikut :
i.
Lemak dan minyak-minyaknya
harus dihilangkan dengan bahan yang cocok seperti bahan kimia khusus.
ii.
Karat dan kotoran yang
keras harus dibersihkan dengan cara mekanik yaitu digosok dengan bahan wool
atau penghapus tinta yang keras.
iii.
Bila menggunakan bahan
kimia, jangan yang menimbulkan karatan.
·
Menggunakan bahan pasta
yaitu bahan yang dipilih harus yang cocok untuk pekerjaan elektronika, sangat
dianjurkan bahan pasta yang sudah terdapat pada bahan timah patri itu sendiri.
·
Panas yang dibutuhkan
adalah sebesar titik cair dari bahan timah solder yang dipakai biasanya sebesar
300 derajat, solder yang baik harus memiliki suhu yang tetap dan memiliki baut
yang cocok. Biasanya ukuran baut solder 1-2 kali ukuran lebar benda yang disolder,
untul melindungi komponen yang di solder diperlukan alat pendingin solder yaitu
HEAT SINK. Alat ini berupa tang atau capit yang dibuat khusus.
Tahap – tahap cara penyolderan yaitu:
·
Hubungkan steker solder
kepada tegangan listrik.
·
Tunggu kurang lebih
selama 15 menit hingga solder itu panas.
·
Selama waktu menunggu
usahakan kita persiapkan apa yang di perlukan pada saat kita menyolder.
Contohnya timah dan PCB yang akan disolder.
·
Pastikan semua bagian
yang akan disolder itu bersih.
·
Sebelum ujung solder digunakan, alangkah lebih
baiknya kita membersihkanya terlebih dahulu.
·
Usahakan agar solder tetap pada dudukan
solder.
·
Periksa bahwa suhu dari
baut solder sudah cukup, cara memeriksanya dengan cara menyentuhkan timah
solder kepada ujung solder.
·
Setelah solder panas,
hubungkan timah dengan ujung solder.
·
Secara perlahan- lahan
timah di tarik.
·
Dan yang masih menempel
pada kaki komponen adalah ujung solder.
·
Selama kurang lebih 2
detik solder harus langsung diangkat.
·
Apabila terjadi
kesalahan, gunakanlah pernyedot timah.
·
Usahakan hasil dari
penyolderan terlihat mengkilap.
·
Merapikan bahan dan
peralatan yang sudah digunakan.
4.3
Proses
merapihkan
Pada bagian merapihkan
tahapnya hanya memotong kaki-kaki
komponen yang sudah disolder dengan menggunakan tang potong , perlu
diketahui janganlah memotong kaki- kaki komponen terlalu pendek karena tidak
terlihat rapih,dan selanjutnya adalah membersihkan
kotoran- kotoran bekas solder, menyempurnakan lagi hasil solder, mengulang yang
kurang sempurna dan mengusahakan yang terbaik, Dan jangan lupa untuk merapihkan
barang yang sudah dipergunakan.
4.4
Proses
penempatan pada acrilic
Sebelum
kita menempatkan PCB pada acrilic, kita harus menyiapkan sebuah acrilic, bor
listrik, mata bor yang cukup besar dan yang terakhir adalah amplas, Dengan
membuat 2 lubang pada PCB juga pada acrilic, lalu PCB dan acrilic dihubungkan
dengan 2 buah sekrup dan penahanya. Diameter mata bor yang digunakan cukup
besar, cara menempelkan acrilic yaitu dengan mempergunakan superglue, setelah
PCB di beri acrilic, acrilic dilapisi oleh solatip, karena pada acrilic
terlihat bekas-bekas penggunaan super glue, maka dari itu acrilic diberi
solatip.
BAB V
PENGUJIAN
5.1
Pengujian
Dalam tahap pengujian ini caranya dengan
menghubungkan power supply dengan sumber tegangan PLN, berikut langkah –
langkah rinci mengenai pengujian :
·
Pertama-tama kita
hubungkan power supply dengan sumber tegangan PLN.
·
Setelah dihubungkan,
otomatis power supply sedang berjalan.
·
Setelah itu kita ukur
pada probe pengeluaran power supply, apakah tegangan yang dikeluarkan sama
dengan tegangan yang sudah diatur.
·
Apabila tegangan sama
dengan tegangan yang sudah diatur, maka power supply ini berjalan dengaan baik
5.2
Tabel
pengukuran
Pada
saat langkah pengukuran ini, kita membutuhkan sebuah AVOMETER dan sebuah
rangkaian elektronika yang akan di ukur.aturan yang digunakan pada saat
pengukuran yaitu:
·
Pada saat kita mengukur
hambatan, gunakanlah skala x10 ohm agar memudahkan kita pada saat pembacaan
hasil pengukuran.
·
Pada saat kita mengukur
tegangan DC, gunakanlah skala x10 volt karena agar memudahkan kita pada saat
pembacaan hasil pengukuran.
·
Pada saat kita mengukur
arus, gunakanlah skala x25 mA agar memudahkan kita pada saat pembacaan hasil
pengukuran.
·
Berhati-hatilah pada
saat pembacaan hasil pengukuran.
·
Dan jangan pernah
lupakan kalibrasi pada saat pengukuran apapun.
|
|
Nilai
pengukuran
|
|
No
|
Nama
komponen
|
Tegangan
|
Hambatan
|
1
|
Transistor
|
|
|
2
|
Transistor
|
|
|
3
|
Diooda
LED
|
|
|
4
|
Resistor
0,2 R/5w
|
|
|
5
|
Resistor
100K
|
|
|
6
|
Resistor
100K
|
|
|
7
|
Resistor 2K7
|
|
|
8
|
Resistor 2K7
|
|
|
9
|
Resistor 100 R
|
|
|
10
|
Resistor 22K
|
|
|
11
|
Resistor 22K
|
|
|
12
|
Resistor
100K
|
|
|
13
|
Resistor
100 R
|
|
|
14
|
IC
|
|
|
15
|
Soket
IC
|
|
|
16
|
Kapasitor
|
|
|
17
|
Kapasitor
|
|
|
18
|
Trimpot
|
|
|
19
|
Dioda
|
|
|
20
|
Dioda
|
|
|
BAB VI
TAMPILAN TUGAS
6.1
Secara
Teori
Secara
teori hasil kerja pada rangkaian ini berjalan dengan sesuai harapan, buktinya
pada saat steker power supply dicolokan pada sumber tegangan PLN, power supply
mengeluar kan lagi tegangan yang sesuai dengan pengaturan. Buktinya pada saat
hubungkan power supply dengan sumber tegangan PLN. Setelah dihubungkan,
otomatis power supply sedang berjalan.Setelah itu kita ukur pada probe
pengeluaran power supply, apakah tegangan yang dikeluarkan sama dengan tegangan
yang sudah diatur.setelah diukur tegangan sama dengan tegangan yang sudah
diatur, maka power supply ini berjalan dengaan baik
6.2
Secara
Fisik
Secara fisik hasil
kerja yang dapat diperlihatkan sebagai berikut:
BAB VII
PENUTUP
7.1
Penutup
Laporan adalah sebuah tugas yang
diberikan oleh guru yaitu membuat sebuah alat elektronika, yang menggunakan
komponen sederhana dengan tingkatan elektronika yang masih mendasar.
Alat
elektronika yang dibuat penulis adalah Power Supply, rangkaian ini menggunakan
komponen yang masih mendasar dan mudah untuk dicari, akan tetapi manfaat yang
akan didapat sungguh sangat banyak.
Semoga
dengan disusunya laporan ini bermanfaat bagi saya sendiri dan khususnya bagi
para pembaca, semua ini tidak akan berhasil tanpa bantuan para teman-teman,
guru-guru, kakak kelas dan utamanya kepada allah swt, karena yang telah
mengizinkan saya untuk dapat membuat sebuah alat elektronika.
7.2
Kesimpulan
Kesimpulanya dengan
kita diberikan tugas seperti ini, kita akan banyak mendapatkan ilmunya seperti
mengukur, membuat layout, melarut, menyolder, mengebor dan lain-lain, semua ini
tidak akan terjadi tanpa adanya praktek, maka dari itu tugas ini sangat
berarti.
Bahwa rangkaian ini
dapat memberi tegangan yang berbentuk DC, dengan hanya menggunakan trafo dan
beberapa komponen, semua ini dapat diciptakan, dengan harga yang relatif murah
semua komponen yang dibutuhkan dapat dibeli.
Apabila terjadi
kesalahan yang fatal pada saat pembuatan, janganlah pesimis, cobalah terus,
karena dengan mencoba terus apapun semua dapat diwujudkan. Dan tanpa usaha
semua tidak akan terwujud akan tetapi usaha kita tersebut harus bersama-sama
dengan kesungguhan kita.
Jadi semua yang dilakukan
pada tugas kali ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian dan penuh
keseriusan. Dan penulis mengucapkan mohon maaf kepada para pembaca maupun yang
berhubungan apabila ada kesalahan pada laporan ini.
7.3
Kritik
dan Saran
Dalam
rangka menyempurnakan laporan ini, penulis meminta agar para pembaca memberikan
kritik dan saranya, karena tanpa kritik dan saran, laporan ini tidak akan
pernah sempurna.maka dari itu penulis sangat menerima kritik dan saranya dengan
senang hati.
Dan
apabila ada kritik dan saranya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
KRITIK :
SARAN :
DAFTAR PUSTAKA
Komponen
elektronika, www.google.com
Chandra, Frangky
.2009.BUKU JAGO ELEKTRONIKA. jakarta
Guru-guru
STM,2012,Terknik Transmisi, SMK Negeri 1 Cimahi
Aplikasi
Elektronika, 2012 ,ELECTRONIC WORKBENC
5.0,
Resistor.www.wikipedia.org
Muhadi,2012,Bandung
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar