•
Telah dikatakan bahwa Alkitab bukanlah sebuah buku pelajaran ilmu
pengetahuan. Memang ini benar. Alkitab merupakan kisah tentang
keselamatan. Sekalipun demikian, karena Allah adalah pengarangnya, jadi
bilamana Alkitab menyinggung segi-segi ilmu pengetahuan atau
peristiwa-peristiwa sejarah, maka apa yang ditulis pastilah tepat dan
benar. Sekali lagi di sini Kitab Suci membuktikan kenyataan itu dengan
jelas bahwa Allah adalah "Penulisnya".
•
Ilmu bumi menyatakan kepada kita bahwa dunia ini berusia sangat tua.
Kenyataan ini sangat sesuai dengan apa yang tertulis pada permulaan
kitab Kejadian. Penciptaan bumi adalah "pada mulanya". Tetapi apa yang
tertulis dalam kitab Kejadian memperkuat penemuan-penemuan geologi bahwa
Allah Yang Mahabesar telah menciptakan segala isi bumi ini.
•
Para ilmuwan, juga telah memperkuat kebenaran dari semua urutan
kejadian penciptaan bumi selama enam hari seperti yang disebutkan dalam
kitab Kejadian pasal satu. Bukti-bukti kuat yang menopang hal ini telah
ditemukan dan dengan demikian menyokong kejadian-kejadian dalam Alkitab
tentang pembagian terang dan gelap, pembagian lapisan udara, pemisahan
antara lautan serta daratan, dan lain-lain. Tentu saja kita mengakui
bahwa kejadian-kejadian yang ditulis dalam kitab Kejadian ini ditulis
oleh Musa. Tetapi bagaimana ia dapat mengetahui peristiwa yang tak dapat
dilihat, namun ajaib ini, secara tepat? Jawaban satu-satunya yang dapat
memuaskan kita ialah bahwa Allah memimpin dan memberi petunjuk kepada
Musa.
•
Meskipun telah terjadi perdebatan antara evolusi dan wahyu selama
bertahun-tahun, namun sekarang banyak orang mengakui bahwa apa yang
dinyatakan dalam kitab Kejadian tentang penciptaan pelbagai jenis
makhluk hidup itu benar. Musa juga menulis bahwa semua ciptaan harus
berkembang biak "menurut jenisnya". Dewasa ini, kita tahu betul bahwa
tumbuh-tumbuhan dan binatang tidak mungkin berkembang biak, kecuali
dalam kelompok yang sejenis. Juga tidak ada hal-hal seperti "perubahan
sifat-sifat yang dimiliki". Ditinjau dari sudut penemuan-penemuan
terakhir ilmu pengetahuan, apa yang ditulis dalam Kitab Suci mengenai
proses penciptaan tak dapat disangkal kebenarannya. Memang ada beberapa
pernyataan luar biasa dalam Alkitab, tetapi tak ada satu pernyataan pun
yang perlu diperbaiki kembali, bahkan di bawah penyelidikan ilmu
pengetahuan yang termodern pun. Bagaimana Musa dapat mengetahui semua
hal ini?
•
Menarik untuk dicatat bahwa enam belas unsur yang terdapat dalam
susunan tubuh manusia juga terdapat pada debu tanah yang ada di bumi
kita ini. Anda ingat bahwa Musa menyatakan bahwa Allah mengambil debu
tanah dan membentuk manusia.
•
Juga, meskipun Alkitab ditulis bukan pada jaman ilmu pengetahuan, di
mana manusia mempunyai teori-teori yang salah, tetapi dalam Kitab Suci
kita tidak menemukan satu kesalahan pun secara ilmu pengetahuan. Pada
jaman Nabi Yesaya, orang-orang percaya bahwa bumi itu berbentuk datar.
Tetapi nabi ini menuliskan berdasarkan ilham Allah, menentang
kepercayaan umum dan menyatakan bahwa bumi itu berbentuk bola (Yesaya
40:22).
•
Nabi Ayub, mungkin merupakan salah satu penulis yang paling tua dalam
Kitab Suci yang membuat beberapa pernyataan yang mengherankan bila
ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan masa kini. Ia menulis tentang
"sumber laut" (Ayub 38:16), yaitu suatu fakta yang ditemukan kemudian.
Ia juga membicarakan bahwa "intensitas cahaya dapat diukur dengan
intensitas suara" (Ayub 38:7), sesuatu misteri ilmu pengetahuan yang
baru diketahui orang belakangan ini. Fakta-fakta ilmu pengetahuan lain,
misalnya manfaat dari hujan salju (Ayub 38:22); dan peranan kilat pada
waktu hujan juga diajarkan (Ayub 38:25,26). Namun demikian, hanya dengan
alat-alat yang termodern kita baru dapat membuktikan kebenaran
fakta-fakta itu. Nah, bagaimana Ayub dapat mengetahui semua hal itu,
kecuali bila Allah yang memberitahukan rahasia itu kepadanya?
•
Para ahli kedokteran belum lama mengetahui pentingnya peredaran darah.
Tetapi Anda ingat bahwa Musa telah menulis bahwa "nyawa makhluk ada di
dalam darahnya" (Imamat 17:11). Bersamaan dengan hal ini, ada pernyataan
dari Rasul Paulus yang mengatakan (Kisah para Rasul 17:26) bahwa
golongan-golongan darah yang sama terdapat pada semua bangsa di dunia
ini, dan bahwa warna kulit kita tidak mempengaruhi susunan kimia dari
darah. Hal ini juga baru akhir-akhir ini diketahui. Yang juga
mengherankan ialah pengetahuan Musa tentang prinsip pemeliharaan
kesehatan (Imamat 13) dan susunan makanan (Imamat 11).
•
Berulang kali Kitab Suci menyinggung kejadian-kejadian dalam sejarah.
Kejadian-kejadian ini ditulis sebagaimana adanya selama 1.600 tahun
lebih. Secara terus-menerus hal-hal ini berhubungan dengan
bangsa-bangsa, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
lingkungan mereka. Sekali lagi, di sini ketepatan tulisan mereka
membuktikan bahwa Allah adalah pengarangnya dan pemeliharanya.
•
Banyak sekali bahan penyelidikan yang menyangkut ilmu purbakala
tersedia bagi mahasiswa sekarang. Penyelidikan yang saksama terhadap
bukti-bukti ini memberi kepastian bahwa peradaban yang mula-mula sudah
memiliki intelegensi dan kebudayaan yang tinggi. Tentu saja, Alkitab
menyetujui pernyataan ini, dan mengajarkan bahwa Allah menciptakan
(Kejadian 1:27, 31) Adam sebagai seorang manusia yang penuh dengan
hikmat dan kecakapan. Hal ini sangat bertentangan dengan teori yang
mengatakan bahwa manusia berasal dari ciptaan yang tak beradab yang
kemudian secara perlahan-lahan memperoleh kecakapan dan budi pekerti.
•
Yang lebih menarik perhatian kita ialah tentang bertambahnya informasi
yang ditemukan mengenai air bah yang terjadi pada jaman Nuh. Banyak
sekali penemuan ahli purbakala di pelbagai tempat kuno menunjukkan
secara jelas tentang perubahan besar dari lautan yang menghancurkan
kehidupan, tumpukan tulang belulang manusia, dan binatang dalam keadaan
sangat membingungkan, berada dalam lapisan-lapisan lumpur yang tebal.
Apalagi kalau bukan air bah yang telah dikatakan dalam kitab Kejadian?
•
Beberapa waktu yang lalu suatu tim penyelidikan dikirim ke Kota
Ur-Kasdim, suatu tempat yang ditulis dalam kitab Kejadian. Pengamatan
ini juga menambah keotentikan cerita Alkitab. Jelaslah bahwa kota itu
pernah menjadi salah satu tempat pemujaan berhala, walaupun memiliki
kebudayaan yang tinggi. Pada salah satu prasasti diketemukan nama
Abraham. (Tapi tidak sama dengan Abraham dari Alkitab.)
•
Di Mesir, kita menemukan bahan-bahan bukti mengenai tempat tinggal
orang-orang Ibrani. Setidaknya pada salah satu reruntuhan, ada perbedaan
bahan bangunan, seperti batu bata yang dibuat dari jerami, batu bata
yang dibuat dari tunggul gandum, dan batu bata yang dibuat tanpa jerami
(Keluaran 5). Kota Yerikho juga telah digali kembali dan terbukti bahwa
tembok pada kota yang termasyhur itu benar-benar runtuh (Yosua 6:20),
dan runtuh ke arah luar. Kota itu habis terbakar (Yosua 6:24), dan
contoh-contoh dari bahan yang terbakar itu dipamerkan. Menarik juga
bahwa salah satu bagian tembok tidak runtuh (Yosua 2:15, 6:22).
•
Waktu tidak berhasil menyebutkan semua peristiwa ini, namun masih ada
banyak bukti. Tidak hanya dalam hal yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa dan orang-orang yang hidup dalam jaman
Perjanjian Lama, tetapi juga sejumlah besar bukti yang menguatkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Perjanjian Baru. Di pihak
lain, Alkitab tidak pernah kedapatan mengandung sesuatu hal yang salah. Salah paham dan kekurangan memang ada, tetapi hasilnya selalu merupakan suatu tanda kemenangan bagi Kitab Suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar